Pelatih tim nasional U-19 Indonesia Fakhri Husaini mengaku belum puas dengan penyelesaian akhir para pemainnya sehingga aspek itu menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi dalam rangkaian Kualifikasi Piala Asia U-19 2020.
Indonesia memang menang 3-1 atas Timor Leste dalam laga pertama di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu malam, namun Fakhri menilai aspek penyelesaian akhir masih menjadi kelemahan timnya.
"Tidak mudah bagi para pemain keluar dari tekanan. Seperti Beckham (Putra), hari ini penyelesaian akhirnya kurang bagus, tidak akurat seperti ketika latihan. Saya tidak tahu kendalanya," ujar Fakhri dalam jumpa pers purnalaga.
Menurut pelatih asal Aceh itu, dirinya akan mengevaluasi hal tersebut agar tidak terulang di pertandingan berikutnya.
Dalam laga kontra Timor Leste, meski menang 3-1, Indonesia sejatinya mempunyai beberapa peluang yang seharusnya bisa menjadi gol, termasuk dua percobaan mengenai tiang gawang dan satu membentur mistar. Belum lagi ditambah percobaan yang ditepis kiper Timor Leste dan tidak tepat sasaran.
"Penyelesaian akhir ini menjadi catatan kami," tutur Fakhri.
Satu lagi yang menjadi sorotan yaitu kelengahan di sektor pertahanan. Ketika menghadapi Timor Leste, hal tersebut berujung gawang Indonesia kebobolan.
Timor Leste mendapatkan gol dari tendangan penalti Mouzinho Da Lima di menit ke-51. Hukuman 12 pas diberikan oleh wasit setelah Mouzinho dijatuhkan oleh kiper Ernando Ari. Pergerakan Mouzinho berawal dari kesalahan yang dilakukan bek tengah Rizky Ridho yang operannya dipotong oleh pemain lawan.
"Umpan Rizky Ridho ke tengah lapangan itu menjadi bencana. Artinya, kesalahan pemain belakang mempunyai andil bagi gol balasan Timor Leste. Kami juga sudah beberapa kali kebobolan dari tendangan penalti. Padahal kami tidak berada dalam tekanan mereka," kata Fakhri.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019