Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi isu yang turut diselipkan Arif Patrick Rachmat yang menjadi pembicara dalam konferensi minyak sawit "15th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2019 and 2020 Price Outlook" di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat.

CEO Triputra Agro Persada itu mengingatkan pentingnya semangat gotong royong dan pencegahan menghadapi ancaman potensi karhutla.

"Sekarang kita jangan saling menyalahkan, itu tidak kondusif. Yang paling penting orientasinya solusi dan mikir ke depan bagaimana agar tak terulang," kata Arif yang hadir sebagai perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Kebakaran lahan yang terjadi di dalam konsesi kelapa sawit memang kerap memberikan kesan negatif terhadap industri ini. Meski persentasinya kecil, yaitu berdasarkan data Global Forest Watch sebagaimana dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hanya tujuh persen dari total luas areal karhutla yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2019.

Untuk itu, Arif menekankan persiapan pencegahan yang dilakukan secara baik. Kemudian itu bisa dinilai oleh pihak berwenang apakah sarana dan prasarana serta SOP (standar operasional prosedur) telah dilakukan oleh perusahaan.

"Untuk membedakan bagus dan tidaknya dinilai sebelum terjadinya badai El Nino. Persiapan mesti jauh hari sebelum El Nino. Karena kalau sudah kejadian terlambat," ujarnya.

Terkait badai El Nino yang panjang tahun ini, diakui Arif jadi menyebabkan wilayah yang terdampak kekeringan menjadi sangat mudah terbakar dan cepat menyebar.

"Kebakaran lahan ini jadi fenomena global. Bahkan Rusia ada palm oil kejadiannya lebih besar. Begitu juga Amerika Serikat, Bolivia sampai Amazon juga terbakar hebat hutan dan lahannya," kata dia.
Sesi diskusi terakhir konferensi minyak sawit IPOC 2019 di Bali Nusa Dua Convention Center. (antara/foto/firman)


Adapun untuk upaya pencegahan, pengusaha muda ini menilai cara paling efektif memberdayakan komunitas masyarakat lokal ataupun bekerja sama gotong royong dengan lahan perusahaan tetangga jika lokasinya bersebelahan.

"Misalnya pembentukan desa peduli api. Saya sendiri ada proyek Sigap. Intinya sama, mengajak dan menggugah kesadaran bersama pentingnya menjaga lingkungan dari bahaya kebakaran lahan," pungkasnya.

Triputra Agro Persada yang dikomando Arif sendiri merupakan perusahaan yang fokus di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet yang memiliki luas lahan lebih dari 200.000 hektare dan beberapa pabrik pengolahan CPO (minyak kelapa sawit mentah) tersebar di wilayah Provinsi Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat yang didukung oleh lebih dari 15.000 karyawan.  

Pewarta: Firman

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019