Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita mengharapkan kemajuan hubungan bilateral dengan Indonesia, yang pada 2020 akan menginjak 60 tahun.

"Hubungan yang kita miliki mempunyai sisi humanis dan berdiri atas solidaritas untuk kebaikan masa depan kedua negara," kata Bourita saat menyampaikan pernyataan pers bersama Menlu RI Retno Marsudi di Gedung Pancasila, Jakarta, Senin.

Untuk memajukan hubungan kedua negara, Menlu Bourita mengatakan saluran-saluran bilateral di bidang politik harus dikembangkan dalam kerja sama konkret di berbagai bidang.

Karena itu, bersamaan dengan kunjungannya ke Jakarta, Maroko dan Indonesia menyepakati empat nota kesepahaman (MoU), yaitu pada bidang perindustrian, kelautan dan perikanan, penanggulangan terorisme, serta pertukaran informasi intelijen keuangan terkait pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Kerja sama bidang sosial juga sudah didorong dengan kebijakan bebas visa untuk masyarakat kedua negara.

"Saat ini Indonesia adalah mitra yang sangat penting bagi Maroko, dan berbagai kerja sama yang akan datang harus dikerjakan melalui framework kerja sama," tutur Bourita.

Maroko juga menyambut baik inisiatif Indonesia agar kedua negara segera memulai negosiasi perjanjian perdagangan preferensial (PTA), yang diharapkan bisa mengatasi hambatan tarif perdagangan.

"Ada potensi yang sangat besar yang masih perlu dieksplorasi tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di kawasan Afrika Utara, dimana Maroko berada," tutur Bourita.

Ia juga menyampaikan bahwa Maroko dan Indonesia memiliki banyak kesamaan pandangan dalam menyikapi isu-isu regional dan dunia karena kedua negara sama-sama menganut prinsip Islam moderat.

"Indonesia dan Maroko adalah dua negara penting sebagai bagian dunia Islam. Sebetulnya kita punya modal yang baik dari sisi budaya, dalam hal ini terutama terkait upaya memerangi radikalisme dan penanggulangan terorisme," ujar Bourita.


 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019