Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertekad untuk mengurangi penggunaan pakan ikan impor dengan menggalakkan berbagai bahan yang bisa diperoleh dari alam lokal Nusantara.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, menyatakan pihaknya mendorong pengurangan tepung ikan yang selama ini sebagian besar kebutuhannya masih diimpor.

"KKP melalui Ditjen Perikanan Budidaya bersama Food and Agriculture Organization (FAO) mengembangkan pakan ikan patin berbahan baku palm kernel meal di Sumatera Selatan melalui proyek Supporting Local Feed Self-Sufficiency for Inland Aquaculture Development in Indonesia," katanya.

Slamet menyatakan apresiasinya terhadap proyek pakan ikan mandiri tersebut karena bila palm kernel meal sudah berhasil dikembangkan, maka akan mengurangi pasokan impor.

Selain itu sejak tahun 2019 ini KKP bersama FAO memang sedang mengembangkan pakan ikan mandiri berbahan baku lokal yaitu palm kernel meal sawit melalui uji coba pakan untuk membandingkan efektivitas dan efisiensi dari formula pakan yang direkomendasikan FAO dengan pakan yang biasanya digunakan oleh pembudidaya patin.

Uji coba tersebut, lanjutnya, melibatkan enam kelompok pembuat pakan ikan yang berlokasi di Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang, Sumatera Selatan.

"Pakan mandiri saat ini semakin diminati dan menjadi andalan pembudidaya ikan skala kecil, karena terbukti memberi nilai tambah keuntungan, mampu menekan 30-50 persen dari biaya produksi. Selain itu, kualitas pakan mandiri mampu bersaing dengan pakan pabrikan," ujar Slamet.

Slamet berharap produk palm kernal meal  tidak semuanya untuk diekspor, mengingat komoditas itu merupakan bahan baku kaya protein yang dapat menjadi sumber bahan baku pakan ikan, sehingga meningkatkan keuntungan usahanya para pembudidaya.

Sebelumnya, Anggota DPR RI Acep Adang Ruhiat menginginkan KKP dapat meningkatkan kualitas benih dan pakan perikanan di seluruh Nusantara untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan pembudi daya.

"Yang pertama harus meningkatkan kualitas dari benih yang ada. Yang kedua adalah peningkatan kualitas pakan yang dimiliki sehingga bisa merata ke setiap provinsi," kata Acep Adang Ruhiat.

Acep juga mengemukakan agar berbagai balai pelatihan juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta berbagai kegiatan lainnya seperti pelatihan untuk memberdayakan aktivitas petambak ikan.
 

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019