Empat dosen Program Pendidikan Vokasi Humas Universitas Indonesia (UI) menjadi pengajar Program Vokasi pertama yang diundang menjadi pengajar selama tiga hari penuh (8-10 Oktober 2019) di 12 kelas berbeda di Universiti Malaya.
"Pemerintah Malaysia ingin memastikan bahwa para lulusan perguruan tinggi dapat memiliki ketrampilan yang dibutuhkan di dunia kerja dan siap menghadapi tantangan ekonomi ke depan," kata Ketua Program Studi Vokasi Humas UI Devie Rahmawati dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Oleh karenanya, pemerintah Malaysia mewajibkan ada mata kuliah kewirausahaan yang memastikan seluruh mahasiswa dari semua jurusan memiliki ketrampilan dan praktik mengerjakan tugas untuk membangun bisnis. Para pengajarnya adalah profesional dari industri baik dalam dan luar negeri.
Keempat pengajar Vokasi UI tersebut adalah Devie Rahmawati, Amelita Lusia, Reska Herlambang dan Lim Suriady menjadi dosen di kelas program sarjana, pascasarjana, kelas internasional dan para pengajar di The Centre for Internship Training and Academic enrichment (CITrA).
Kuliah yang diberikan oleh keempatnya menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Para peserta kuliah ialah mahasiswa Malaysia dan mahasiswa asing dari China, Bangladesh, Sudan, Yaman, Mesir, Indonesia dan beberapa negara lainnya.
"UM memiliki Center for Internship Training and Academic enrichment (CITrA), yang menjadi pelaksana program pelatihan dan kewirausahaan kampus," kata Devie Rahmawati, yang baru-baru ini menerima Australian Awards 2019.
Ia mengatakan dosen Vokasi Humas UI yang memiliki kemampuan hibrid yaitu akademik dan profesional di industri kehumasan, dinilai sesuai dengan kriteria pengajar di UM.
Dikatakannya kemampuan memahami budaya serta perspektif media, menjadi kebutuhan strategis yang harus dimiliki oleh para pebisnis di era digital. Oleh karenanya, ketrampilan untuk mengenali beredarnya berbagai misinformasi menjadi krusial.
"Para mahasiswa juga diberikan materi umum literasi digital kaitannya dalam membangun reputasi bisnis," ujar Devie Rahmawati, Alumni Sekolah Democratic Resilience di Australia.
Peneliti komunikasi Klinik Digital Vokasi UI Amelita Lusia mengatakan materi yang diberikan dosen Vokasi Humas adalah Public Relations Practices in The Turbulence Digital Era.
Selanjutnya The Power of Persuasion Skills. How to wins People Head & Heart (Devie Rahmawati); The Indonesian Cultural Dimensions : A Perspective for Successful Communicators (Amelita Lusia); The Media Code (Reska Herlambang); Understanding The Realm of Lies. Health Issues Case Study (Lim Suriady).
Sedangkan pengajar praktik Vokasi Humas Lim Suriady mengatakan pengajar Vokasi Humas tidak hanya memberikan materi di dalam kelas, namun menjadi mentor bagi peserta di luar kelas.
"Para mahasiswa yang sedang mendesain rencana bisnis dan merancang materi promosi untuk produknya, berdialog untuk mendapatkan kedalaman materi dan inspirasi strategi dan taktik bisnis dari para pengajar," jelasnya.
Pengajar praktik sekaligus jurnalis profesional Reska Herlambang mengatakan peserta di kelas rata-rata berjumlah minimal 100 orang yang terdiri dari mahasiswa dari tingkat awal dan menengah.
Para mahasiswa sangat aktif untuk bertanya dan mempraktikkan tugas-tugas yang diberikan langsung oleh pengajar. Situasi yang sangat membanggakan lainnya ialah ketika dosen Indonesia itu juga diminta memberikan materi kepada para pengajar di CITrA UM yang seluruhnya bergelar Doktor.
"Dari interaksi bersama para pengajar UM tersebut, kami juga mendapatkan banyak ide tentang desain pendidikan yang efisien dan efektif di Malaysia, yang akan menjadi rujukan baru untuk diaplikasikan di Prodi Vokasi Humas UI," ujarnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Pemerintah Malaysia ingin memastikan bahwa para lulusan perguruan tinggi dapat memiliki ketrampilan yang dibutuhkan di dunia kerja dan siap menghadapi tantangan ekonomi ke depan," kata Ketua Program Studi Vokasi Humas UI Devie Rahmawati dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Oleh karenanya, pemerintah Malaysia mewajibkan ada mata kuliah kewirausahaan yang memastikan seluruh mahasiswa dari semua jurusan memiliki ketrampilan dan praktik mengerjakan tugas untuk membangun bisnis. Para pengajarnya adalah profesional dari industri baik dalam dan luar negeri.
Keempat pengajar Vokasi UI tersebut adalah Devie Rahmawati, Amelita Lusia, Reska Herlambang dan Lim Suriady menjadi dosen di kelas program sarjana, pascasarjana, kelas internasional dan para pengajar di The Centre for Internship Training and Academic enrichment (CITrA).
Kuliah yang diberikan oleh keempatnya menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Para peserta kuliah ialah mahasiswa Malaysia dan mahasiswa asing dari China, Bangladesh, Sudan, Yaman, Mesir, Indonesia dan beberapa negara lainnya.
"UM memiliki Center for Internship Training and Academic enrichment (CITrA), yang menjadi pelaksana program pelatihan dan kewirausahaan kampus," kata Devie Rahmawati, yang baru-baru ini menerima Australian Awards 2019.
Ia mengatakan dosen Vokasi Humas UI yang memiliki kemampuan hibrid yaitu akademik dan profesional di industri kehumasan, dinilai sesuai dengan kriteria pengajar di UM.
Dikatakannya kemampuan memahami budaya serta perspektif media, menjadi kebutuhan strategis yang harus dimiliki oleh para pebisnis di era digital. Oleh karenanya, ketrampilan untuk mengenali beredarnya berbagai misinformasi menjadi krusial.
"Para mahasiswa juga diberikan materi umum literasi digital kaitannya dalam membangun reputasi bisnis," ujar Devie Rahmawati, Alumni Sekolah Democratic Resilience di Australia.
Peneliti komunikasi Klinik Digital Vokasi UI Amelita Lusia mengatakan materi yang diberikan dosen Vokasi Humas adalah Public Relations Practices in The Turbulence Digital Era.
Selanjutnya The Power of Persuasion Skills. How to wins People Head & Heart (Devie Rahmawati); The Indonesian Cultural Dimensions : A Perspective for Successful Communicators (Amelita Lusia); The Media Code (Reska Herlambang); Understanding The Realm of Lies. Health Issues Case Study (Lim Suriady).
Sedangkan pengajar praktik Vokasi Humas Lim Suriady mengatakan pengajar Vokasi Humas tidak hanya memberikan materi di dalam kelas, namun menjadi mentor bagi peserta di luar kelas.
"Para mahasiswa yang sedang mendesain rencana bisnis dan merancang materi promosi untuk produknya, berdialog untuk mendapatkan kedalaman materi dan inspirasi strategi dan taktik bisnis dari para pengajar," jelasnya.
Pengajar praktik sekaligus jurnalis profesional Reska Herlambang mengatakan peserta di kelas rata-rata berjumlah minimal 100 orang yang terdiri dari mahasiswa dari tingkat awal dan menengah.
Para mahasiswa sangat aktif untuk bertanya dan mempraktikkan tugas-tugas yang diberikan langsung oleh pengajar. Situasi yang sangat membanggakan lainnya ialah ketika dosen Indonesia itu juga diminta memberikan materi kepada para pengajar di CITrA UM yang seluruhnya bergelar Doktor.
"Dari interaksi bersama para pengajar UM tersebut, kami juga mendapatkan banyak ide tentang desain pendidikan yang efisien dan efektif di Malaysia, yang akan menjadi rujukan baru untuk diaplikasikan di Prodi Vokasi Humas UI," ujarnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019