Indonesia ingin menjadikan Chile sebagai hub (penghubung) di Amerika Selatan, melalui Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Chile (IC-CEPA), demikian menurut Direktur Perlindungan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini.

"Ini pertama kali Indonesia punya perjanjian dagang dengan negara Amerika Selatan. Kita memanfaatkan Chile karena Chile punya hubungan dagang dengan negara-negara Amerika Selatan lain," kata Ni Made di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin.

Menurut Ni Made, terdapat dua alasan utama Chile menjadi mitra strategis bagi Indonesia, yakni Chile merupakan negara kecil namun strategis dengan produk-produk yang berbeda dengan Indonesia. Alasan kedua adalah Chile merupakan negara yang terbuka dengan 29 perjanjian dagang yang mereka miliki.

Indonesia dan negara yang berbatasan dengan Argentina itu bersepakat untuk menurunkan pos tarif sebesar 89,6 persen dari pihak menjadi nol persen, dalam waktu tujuh tahun. Pada saat yang sama, Indonesia menurunkan 86,1 persen pos tarif.

Baca juga: Pengusaha dukung penyelesaian perjanjian dagang dorong ekspor

Produk-produk Indonesia yang terkena tarif nol persen adalah perikanan, manufaktur, dan pertanian. Sedangkan produk Chile yang terkena kebijakan tersebut adalah produk-produk pertanian, buah-buahan, perikanan, bahan tambang, minyak bumi, industri makanan, dan kendaraan berat.

Kesepakatan ini selain untuk eksportir juga diharapkan memberi dampak positif bagi para produsen di Indonesia, yakni memberi opsi agar dapat mendapatkan bahan baku yang lebih murah. Di sisi lain, konsumen Indonesia juga mendapatkan pilihan produk yang lebih baik, dengan harga yang sama.

Baca juga: Indonesia perkuat peluang ekspor ke wilayah Pasifik



 

Pewarta: A Rauf Andar Adipati

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019