Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengharapkan agar industri-industri yang menerapkan semua inovasi ke depan mendapatkan insentif untuk mempermudah implementasi dan mendukung ekosistem yang baik bagi pertumbuhan inovasi sehingga tidak terbatas hanya pada industri yang mengembangkan kendaraan listrik saja.

"Saat ini insentif masih sangat rendah. Sekarang inovasinya supaya jadi industri harus ada insentif juga kan. Sekarang belum ada. Saya ajukan sejak tahun 2016, saya pengen kalau ada inovasi baru masuk industri jangan dikenakan pajak lah, kalau bisa dikurangi pajaknya. Saya sebut namanya triple tax atau double tax deduction atau super tax deduction baru muncul sekarang di tahun 2019, tapi di kendaraan listrik saja. Saya maunya semua hasil riset," jelasnya dalam diskusi bersama media di Jakarta, Selasa.

Dia menambahkan riset-riset ke depan harus terhubung dan sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk itu, di dalam Undang-Undang Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) yang telah disahkan oleh DPR pada 16 Juli 2019, ada pelaksanan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan invensi dan inovasi. Litbangjirab ilmu pengetahuan dan teknologi akan dikoordinasikan dan diintegerasikan oleh badan riset dan inovasi nasional (BRIN).

Baca juga: Perlu penguatan komitmen ciptakan pendidikan inklusif

"Setelah keluarnya UU Sisnas Iptek nanti saya ingin perluas tidak ingin hanya kendaraan listrik, tapi semua hasil riset," ujarnya.

Dia menjelaskan saat ini hanya kendaraan listrik yang mendapatkan insentif seperti super tax deduction. Dia berharap kebijakan pengurangan pajak yang sama juga akan diberlakukan bagi inovasi-inovasi lain yang baru masuk industri untuk kepentingan tumbuh kembang inovasi di Indonesia.

Jika inovasi semakin tumbuh dan banyak dipakai di industri dan diminati pasar serta menjawab tantangan nasional dan internasional, maka daya saing bangsa dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Untuk itu, industri harus diberikan kemudahan termasuk lewat pemberian insentif untuk mau menerapkan dan mengembangkan inovasi strategis yang dihasilkan para peneliti Indonesia.

"Saya melihat Singapura semua inovasinya dapat insentif, akibatnya di sana berkembang cepat sekali, hasilnya triple deduction," tambahnya.

Dia mengusulkan inovasi lain yang mungkin bisa mendapatkan tax deduction adalah implementasi 100 persen bahan bakar nabati dari kelapa sawit (B100) karena dapat menjadi alternatif bahan bakar ramah lingkungan daan bisa mengurangi emisi.

Baca juga: Kemenristekdikti minta industri buka ruang bagi mahasiswa belajar praktik
 

Pewarta: Martha Herlinawati S

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019