Perajin peci di Kabupaten Tangerang, Banten, kewalahan memenuhi pesanan pelanggan selama bulan Ramadhan dan menghadapi Lebaran 2019 dengan alasan kurang pekerja.
"Permintaan dari berbagai daerah terpaksa ditolak, padahal jumlah permintaannya melimpah," kata perajin peci, Samhudi (56) di Tangerang, Senin.
Samhudi mengatakan pengecer dari Bogor, Jakarta, Lampung, Depok, Bekasi meminta dibuatkan peci, tapi tidak disanggupi.
Dia membuka usaha pembuatan peci di Kampung Gelam Jaya Timur RT 08/03 Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis.
Menghadapi Lebaran 2019, bapak empat anak itu kebanjiran pesanan tapi akibat keterbatasan tukang jahit maka permintaan pelanggan kadang dibatalkan.
Samhudi membuat peci dengan merek Bulan Bintang dengan kwalitas terbaik dari kain dan bahan pendukung lainnya.
Hal tersebut karena peci tersebut lentur dan nyaman digunakan di kepala serta mudah dilipat untuk dimasukkan dalam tas.
"Ketika disimpan tidak perlu dengan kotak cukup dilipat dalam ransel dan tidak berkerut serta tetap rapi," katanya.
Setiap hari dia mampu memproduksi lima sampai enam kodi dengan harga bervariasi mulai dari Rp950.000 hingga Rp 1,1 juta/kodi.
Samhudi membuat peci yang penduduk setempat menyebut songkok sejak tahun 1980 dan usaha itu melanjutkan bisnis orang tua yang dimulai tahun 1963.
Menurut dia, bila banyak pekerja maka dirinya tidak akan menolak permintaan pesanan pelanggan, tapi karena keterbatasan itu menyebabkan order ditolak.
Meski begitu, dirinya optimistis peci buatan dengan cara jahitan biasa tersebut tetap diminati terutama memasuki Lebaran.
"Selain harganya murah, kwalitas tidak kalah dengan perajin lain di Bogor, Pekalongan maupun Cileduk," kata perajin rumahan itu.
Untuk mencari pekerja atau tukang jahit memang tidak gampang apalagi yang saat bulan puasa, kebanyakan meminta upah lebih besar.
Dia menambahkan khusus untuk tenaga kerja yang direkrut tidak asal-asalan karena berpengaruh terhadap kwalitas jahitan, ini nanti berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019