Aparat Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) Kabupaten Tangerang, Banten, mengeruk beberapa saluran pembuang di Cisauk sebagai antisipasi banjir.

Kepala DBM-SDA Kabupaten Tangerang, Slamet Budi Mulyanto di Tangerang, Senin mengatakan banyak sampah dan timbunan lumpur menyebabkan air tidak lancar menuju sungai terdekat.

"Kami sudah pelajari dan mengamati penyebab banjir di Kelapa Dua dan Cisauk karena aliran air tersendat akhirnya mengenangi jalan dan pemukiman penduduk," katanya.

Slamet mengatakan pengerukan saluran mengunakan alat berat karena timbunan lumpur dan sampah cukup banyak, bila dikerjakan secara manual mengalami kesulitan.

Setelah lumpur dikeruk kemudian dibuang ke lokasi yang lebih rendah agar permukaan tanah menjadi rata dan lebih tinggi dari saluran.

Masalah itu terkait banjir yang melanda kawasan perbatasan dengan Kabupaten Bogor itu pekan lalu menyebabkan kendaraan roda dua dan mobil kesulitan melintas.

Sedangkan saat banjir menerjang pada beberapa titik seperti jalan lingkar selatan (JLS) dan jalan Baru Suradita dengan ketinggian bervariasi mulai dari 30 cm hingga 40 cm.

Bahkan pengendara motor kesulitan melintas dari Rumpin, Kabupaten Bogor, Jabar ke Serpong, Kota Tangerang Selatan atau sebaliknya.

Namun kewenangan untuk penanganan banjir di jalan Raya Cisauk tersebut adalah Pemprov Banten karena sesuai status jalan.

Meski begitu, pihaknya telah melayangkan surat ke instansi terkait Pemprov Banten, soal penangganan jalan provinsi yang ketika musim hujan mengalami banjir.

Penyebab lain banjir karena ruas jalan lebih rendah meski telah diperbaiki dengan konstruksi semen cor.

Sejumlah warga protes kepada aparat kantor Kecamatan Cisauk dan petugas DBM-SDA menyangkut banjir, tapi berharap ada solusi jalan tersebut ditinggikan. 



 

Pewarta: Adityawarman(TGR)

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019