Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang Banten akan memprioritaskan program bank sampah dalam upaya mengatasi persoalan sampah di Kota Serang yang volumenya semakin meningkat.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah DLH Kota Serang Ajat Sudrajat mengatakan, pihaknya menginginkan seluruh masyarakat ikut berpartisipasi dalam penanggulangan sampah di Kota Serang. Salah satu proram yang sedang digalakan DLH Kota Serang yakni melalui program bank sampah.
"Kami selaku perwakilan Pemkot menginginkan Kota Serang bersih, karena Kota Serang ibukota Provinsi Banten. Agar Kota Serang nyaman untuk dilihat, maka masyarakat pun harus peduli terhadap sampah," ujar Ajat Sudrajat di Serang, Kamis.
Ajat mengatakan, sebagai bentuk keseriusan Pemkot Serang dalam upaya mengembangkan program bank sampah, bisa dilihat dari banyaknya acara sosialisasi yang diadakan DLH Kota Serang di sejumlah lokasi. Adapun titik loksi yang sudah menjalankan sosialisasi program tersebut terdiri dari 6 kecamatan yakni Kecamatan Cipocok, Kasemen, Serang, Taktakan, Walantaka dan Kecamatan Curug.
Menurut Ajat, bank sampah adalah tempat yang digunakan masyarakat untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah kemudian disetorkan ke pengepul sampah atau tempat pembuat kerajinan. Adapun manfaat dengan diadakannya bank sampah tersebut agar sampah bisa didaur ulang dan diolah sehingga bisa menghasilkan uang.
Namun, kata dia, masyarakat masih belum paham terhadap jenis sampah (organik dan non-organik), karena masih banyak masyarakat yang salah membuang sampah sesuai jenisnya. Karena itu, sampah organik dinilai lebih banyak daripada sampah non-organik.
Untuk memuluskan program tersebut, kata Ajat, pihaknya mengaku sudah melakukan edukasi yang dilakukan secara bertahap di sekolah. Contoh sekolah yang sudah menerapkan sistem bank sampah adalah sekolah adiwiyata.
"Sekitar 30 persen sudah bisa direalisasikan di sekolah-sekolah," katanya.
Sebelumnya dalam beberapa kegiatan sosialiasi bank sampah, Walikota Serang Syafrudin mengatakan, melalui sosialisasi bank sampah diharapkan semua kecamatan bisa membentuk bank sampah, sehingga sampah yang ada di masyarakat bisa dikelola dengan baik dan memberikan manfaat yang lebih banyak.
"Saya berharap kebijakan nasional maupun daerah bisa menangani sampah dan masyarakat lebih memperdulikan sampah disekitarnya dan meminimalisir sampah dengan cara membawa tempat makan atau tempat minum untuk mengurangi sampah," kata Syafrudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah DLH Kota Serang Ajat Sudrajat mengatakan, pihaknya menginginkan seluruh masyarakat ikut berpartisipasi dalam penanggulangan sampah di Kota Serang. Salah satu proram yang sedang digalakan DLH Kota Serang yakni melalui program bank sampah.
"Kami selaku perwakilan Pemkot menginginkan Kota Serang bersih, karena Kota Serang ibukota Provinsi Banten. Agar Kota Serang nyaman untuk dilihat, maka masyarakat pun harus peduli terhadap sampah," ujar Ajat Sudrajat di Serang, Kamis.
Ajat mengatakan, sebagai bentuk keseriusan Pemkot Serang dalam upaya mengembangkan program bank sampah, bisa dilihat dari banyaknya acara sosialisasi yang diadakan DLH Kota Serang di sejumlah lokasi. Adapun titik loksi yang sudah menjalankan sosialisasi program tersebut terdiri dari 6 kecamatan yakni Kecamatan Cipocok, Kasemen, Serang, Taktakan, Walantaka dan Kecamatan Curug.
Menurut Ajat, bank sampah adalah tempat yang digunakan masyarakat untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah kemudian disetorkan ke pengepul sampah atau tempat pembuat kerajinan. Adapun manfaat dengan diadakannya bank sampah tersebut agar sampah bisa didaur ulang dan diolah sehingga bisa menghasilkan uang.
Namun, kata dia, masyarakat masih belum paham terhadap jenis sampah (organik dan non-organik), karena masih banyak masyarakat yang salah membuang sampah sesuai jenisnya. Karena itu, sampah organik dinilai lebih banyak daripada sampah non-organik.
Untuk memuluskan program tersebut, kata Ajat, pihaknya mengaku sudah melakukan edukasi yang dilakukan secara bertahap di sekolah. Contoh sekolah yang sudah menerapkan sistem bank sampah adalah sekolah adiwiyata.
"Sekitar 30 persen sudah bisa direalisasikan di sekolah-sekolah," katanya.
Sebelumnya dalam beberapa kegiatan sosialiasi bank sampah, Walikota Serang Syafrudin mengatakan, melalui sosialisasi bank sampah diharapkan semua kecamatan bisa membentuk bank sampah, sehingga sampah yang ada di masyarakat bisa dikelola dengan baik dan memberikan manfaat yang lebih banyak.
"Saya berharap kebijakan nasional maupun daerah bisa menangani sampah dan masyarakat lebih memperdulikan sampah disekitarnya dan meminimalisir sampah dengan cara membawa tempat makan atau tempat minum untuk mengurangi sampah," kata Syafrudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019