Produk industri kecil dan menengah (IKM) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten siap bersaing pasar melalui peningkatan kualitas membuat produk, pengemasan,pelatihan hingga pemberian sertifikasi.

"Kita mengapresiasi delapan produk IKM menembus pasar supermarket juga Indomart dan Alfamart," kata Plh Bidang Industri Kecil pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Yasin saat memberikan 40 pelaku usaha menerima  perizinan pangan skala rumah tangga dari Dinas Kesehatan Lebak, Kamis.

Pemerintah daerah berkomitmen meningkatkan kualitas produk IKM agar bisa berdaya saing di pasaran demestik maupun mancanegara. Untuk meningkatkan kualitas produk, kata dia, tentu pelaku IKM harus ditingkatkan membuat produk, pengemasan bestandar nasional dan internasional hingga pelatihan sumber daya manusia (SDM).
Pemberian sertifikasi pangan, halal, serta perizinan kesehatan dari Dinas Kesehatan setempat juga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banten.

Saat ini, jumlah pelaku IKM sebanyak 14.217 unit usaha dan menyerap tenaga kerja sekitar 28.346 orang. Mereka para pekerja itu memiliki penghasilan rata-rata Rp70 ribu hingga Rp100 ribu perhari.
Para pelaku IKM itu memproduk berbagai aneka kerajinan tangan, alat rumah tangga, mebel, gula aren, batu kalimaya, bilik, batu fosil, aneka makanan olahan dan anyam-anyaman. 

Bahkan, poduk mebel kerajinan bambu asal Rangkasbitung menembus pasar ekspor ke sejumlah negara Eropa antara lain Belanda, Italia, Jerman, Inggri dan Belgia.
Selain itu juga gula semut produksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mitra Mandala Kecamatan Sobang ekspor ke negara Jepang, Korea Selatan dan Australia.
"Kami optimistis ke depan ditargetkan produk IKM Lebak banyak menembus pasar domistik dan ekspor," katanya menjelaskan.
     
Pelaku perajin bambu warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak Khaerul Pulungan mengatakan produk mebeuler yang dirintisnya sejak tahun 1989 hingga saat ini masih ekspor ke sejumlah negara Eropa.
Bahkan, pekan kemaren memasok produk mebeuler ke Belanda sebanyak dua kontener.
Produk IKM mebeuler itu memproduksi kursi sopa, ranjang tidur, rak sepatu, buku-buku juga kursi panjang.  Adapun, harga jual ekspor mulai Rp250 ribu hingga Rp2,5 juta per unit.

Penjualan ekspor itu tergantung permintaan, namun jika pendapatan rata-rata beromzet Rp1,7 miliar per bulan. "Semua produk mebeuler itu menggunakan bahan baku bambu dan menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019