Hospital Director Siloam Hospitals Lippo Village dr. Erick Prawira Suhardhi mengatakan edukasi, deteksi dini dan respon cepat adalah kunci dalam menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat stroke.
"Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Namun, dengan deteksi dini dan penanganan yang cepat, pasien memiliki peluang pemulihan yang jauh lebih baik," kata dr. Erick Prawira Suhardhi dalam acara World Stroke Day di Siloam Hospital Lippo Village Karawaci Tangerang Rabu (29/10).
Ia menuturkan setiap menit sangat berarti karena keterlambatan penanganan dapat menyebabkan hilangnya jutaan sel otak yang berakibat pada gangguan fungsi tubuh secara permanen. Maka itu pihaknya tidak hanya fokus pada penyembuhan, tetapi juga pada pencegahan dan pemulihan kualitas hidup pasien.
"Kami memastikan bahwa proses diagnosis dan tindakan medis dilakukan dalam waktu kurang dari 45 menit sejak pasien tiba di IGD mulai dari pemeriksaan CT Scan otak, pemberian obat trombolitik hingga koordinasi dengan tim multidisiplin," ujarnya.
Baca juga: Lung Cancer 360 jadi ajang belajar tenaga medis terkait terapi kanker paru
Tim Stroke Unit Siloam Hospitals Lippo Village, katanya, terdiri dari dokter spesialis saraf, dokter radiologi, spesialis rehabilitasi medis, perawat terlatih dan tenaga pendukung yang bekerja secara kolaboratif untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan optimal dari fase akut hingga rehabilitasi pasca-stroke.
Selain layanan darurat, Siloam Hospitals Lippo Village juga terus melakukan program edukasi publik dan skrining stroke guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan gaya hidup tidak sehat.
“Kami percaya bahwa edukasi, deteksi dini, dan respon cepat adalah kunci dalam menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat stroke," kata dia.
Baca juga: Ternyata keberhasilan layanan jantung ditentukan dedikasi dokter dan pasien
Editor : Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025