Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Kota Serang, Banten, menyelenggarakan program pelatihan smart farming dengan spesialisasi sistem otomasi hidroponik untuk mencetak tenaga ahli di bidang pertanian modern yang kompeten dan siap kerja.
Instruktur Ahli Pertama BBPVP Serang Tangguh Wicaksono, di Serang, Selasa, menjelaskan program pelatihan Project Based Learning (PBL) ini masuk dalam kejuruan pertanian dan dirancang dengan metode blended learning selama 200 jam.
"Program ini terbagi menjadi dua metode. Teori selama 40 jam pelatihan diajarkan secara daring, kemudian dilanjutkan 160 jam praktik secara luring," katanya.
Baca juga: 10 sekolah di Kota Serang jadi target program urban farming
Dalam sesi praktik, lanjutnya, peserta belajar langsung sistem otomasi hidroponik untuk menanam tiga jenis tanaman komersial, yaitu kangkung, pakcoy, dan selada. Pemilihan tanaman tersebut didasarkan pada permintaan pasar yang tinggi dan untuk menguji efektivitas alat pada tanaman dengan usia panen yang berbeda.
Aspek "cerdas" atau smart dalam pelatihan ini, menurut Tangguh, terletak pada sistem otomasi pemantauan nutrisi. Jika pada sistem konvensional petani harus mengecek kadar nutrisi (PPM) dan pH secara manual setiap hari, sistem ini melakukannya secara otomatis.
"Dengan adanya sistem otomasi hidroponik, pemantauan dan injeksi nutrisi sudah otomatis menggunakan mikrokontroler. Jika nutrisi di bawah ambang batas, sistem akan menginjeksi secara otomatis, sehingga mempermudah pekerjaan dan tidak berulang," jelasnya.
Ia menambahkan sistem ini memastikan tanaman selalu ternutrisi dengan baik, yang berdampak pada pertumbuhan optimal dan kualitas hasil panen yang lebih unggul, sehingga meningkatkan nilai jual.
Baca juga: Komunitas Urban Farming di Lebak produksi pupuk kandang dan media tanam
Sementara itu peserta pelatihan PBL, Nila Sari yang memiliki latar belakang agribisnis merasa program ini memberikan wawasan yang mendalam.
"Di sini saya mendapatkan ilmu baru, terutama terkait smart farming," ujarnya.
Setelah pelatihan Nilasari berencana mengaplikasikan ilmunya untuk membuka usaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja baru.
Program ini tidak berhenti di ruang kelas. Setelah pelatihan intensif, peserta akan menjalani On-the-Job Training (OJT) selama satu bulan di industri hidroponik.
Puncaknya, mereka akan mengikuti uji sertifikasi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), yang menjadi bukti keahlian mereka di industri.
Baca juga: Pemkot Serang panen hasil urban farming targetkan edukasi sejak dini
Editor : Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025