Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginisiasi pendirian sekolah formal bagi pengemudi angkutan barang dan penumpang sebagai langkah strategis untuk menekan tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh rendahnya kompetensi sumber daya manusia.
Ketua Subkomite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan KNKT, Ahmad Wildan, di Serang, Sabtu, menyatakan bahwa mayoritas pengemudi profesional saat ini mendapatkan keahlian secara informal dan tidak melalui lembaga pendidikan yang terstruktur.
"Saat ini tidak ada sekolahnya. Banyak pengemudi kita belajar dari teman-temannya di terminal, sehingga tidak pernah mendapat pengetahuan dasar yang benar," ujar Ahmad Wildan dalam talkshow safety driving di Rest Area KM 68A Tol Tangerang-Merak, Serang.
Baca juga: Kajari Serang sebut kasus kecelakaan mahasiswi Untirta berakhir damai
Menurutnya, ketiadaan pendidikan formal ini berdampak langsung pada minimnya pemahaman teknis dasar kendaraan yang krusial untuk keselamatan.
Ia mencontohkan banyak pengemudi tidak mampu mengidentifikasi masalah pada sistem pengereman hanya dari inspeksi visual sederhana.
"Pengetahuan simpel seperti membedakan penyebab adanya air atau oli di dalam tabung angin rem banyak yang tidak tahu. Padahal, jika ada air artinya filter air dryer bermasalah, dan jika ada oli berarti kompresor nya rusak. Ini fatal jika diabaikan," jelasnya.
Baca juga: Tujuh jenazah korban kecelakaan bus di Bromo dimakamkan di Jember
Wildan menambahkan, materi-materi teknis penting seperti penanganan jenis rem yang berbeda (full hydraulic, air-over-hydraulic, full air brake) juga tidak tercakup dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) maupun materi ujian SIM.
Oleh karena itu, KNKT mendorong realisasi sekolah pengemudi yang akan menyasar dua kelompok yakni pengemudi pemula dan pengemudi berpengalaman yang ingin meningkatkan (upgrade) keahliannya.
"Kami ingin membangun sekolah ini. Rencananya sudah ada, instruktur nya pun sudah kami latih dari para pengemudi senior berpengalaman. Namun, kami masih membutuhkan dukungan pendanaan agar proyek utama ini bisa berjalan," ungkapnya.
Inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan generasi baru pengemudi yang profesional dan kompeten, sehingga dapat secara signifikan mengurangi faktor kesalahan manusia sebagai penyebab utama kecelakaan di jalan raya.
Baca juga: Kecelakaan di Bromo, 8 karyawan RSBS Jember dikabarkan meninggal
Editor : Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025