Lebak (Antaranews Banten) - Panen buah dukuh di Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir membanjiri Pasar Rangkasbitung sehingga dapat membantu peningkatan pendapatan ekonomi daerah.
     
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Senin, mengatakan, saat ini panen  buah dukuh  cukup bagus dibandingkan tahun sebelumnya 2017.
     
Kemungkinan panen buah dukuh di Kabupaten Lebak berlangsung sampai Maret 2019.
     
Saat ini, panen buah dukuh membanjiri Pasar Rangkasbitung juga dipasok ke luar daerah, seperti Pasar Induk Rau Serang, Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang dan DKI Jakarta.
     
"Kita dorong petani terus meningkatkan kualitas agar buah dukuh Lebak menembus pasar ekspor," katanya.
     
Menurut dia, panen buah dukuh itu tentu dapat membantu peningkatan pendapatan ekonomi daerah, karena banyak melibatkan mulai petani, tengkulak, buruh pemanjat pohon, buruh pengangkut, sopir hingga pedagang pengecer.
     
Selama ini, kata dia, produksi buah dukuh diperkirakan hingga puluhan ton per hari dan harga di tingkat petani Rp7.000/Kg.
     
Sedangkan, harga dukuh di tingkat tengkulak dan pedagang pengecer berkisar Rp10.000 sampai Rp15.000/ Kg.
     
Ia mencontohkan, apabila produksi buah dukuh itu mencapai 70 ton per hari dengan harga Rp7.000/Kg, maka  pendapatan ekonomi petani sekitar Rp4,9 miliar per hari.
     
"Saya kira pendapatan petani itu cukup luar biasa. Itu juga belum ditambah pendapatan ekonomi bagi tengkulak, sopir, pedagang pengecer hingga buruh pengangkut," katanya menjelaskan.
     
Dede mengatakan, keunggulan buah dukuh Lebak tidak jauh dengan dukuh Palembang, Sumatera Selatan.
     
Namun, buah dukuh Lebak memiliki rasa manis, beraroma dan buahnya tebal.
     
Sentra penghasil buah dukuh di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Leuwidamar, Cibadak, Cimarga, Kalanganyar, Warunggunung, Cileles, Cikulur, Bojongmanik dan Cirinten.
     
Buah dukuh itu dikembangkan petani di kebun-kebun ladang, seperti tanaman durian, rambutan dan manggis.
     
Mereka petani menjual buah dukuh itu secara turun temurun ditampung tengkulak.
     
Para tengkulak juga menjual ke penampung besar di Rangkasbitung untuk dipasok ke luar daerah.
     
"Kami yakin panen buah dukuh itu dipastikan tingkat kesejahteraan petani meningkat," katanya.
     
Fuad (45), seorang petani waga Desa Pasirkupa Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak mengaku bahwa panen buah dukuh miliknya sebanyak 50 batang pohon diborong tengkulak di atas pohon mencapai Rp80 juta.
     
Mereka tengkulak memborong buah dukuh di atas pohon berkisar antara Rp1,5 sampai Rp2,5 juta per pohon.
   
"Kami panen buah dukuh tahun ini menguntungkan karena smeua pohon miliknya berbuah," katanya.
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019