Tangerang (Antaranews Banten) - Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mengakui proyek pelebaran jalan Cibadak-Tigaraksa terlambat akibat pembebasan lahan tidak lancar karena pemilik meminta dengan harga mahal.

"Tahun ini sudah dapat dikerjakan demi kelancaran arus lalu lintas," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) Kabupaten Tangerang, Slamet Budi Mulyanto di Tangerang, Kamis.

Slamet mengatakan pekerjaan saluran pembuang pada jalan tersebut juga dikerjakan mulai akhir Januari 2019 karena sempat tertunda selama tujuh bulan.

Masalah tersebut terkait sejumlah warga di Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa mengeluhkan kondisi jalan dan saluran pembuang sering tersumbat keika musim hujan mengalami banjir.

Bahkan kondisi jalan seperti kubangan kerbau karena terkesan tidak diurus padahal jalan sekitarnya tampak mulus dengan konstruksi semen cor.

Ramlan (34) warga Cibadak, Kecamatan Cikupa, mengatakan dirinya pernah mendesak aparat DBM-SDA setempat itu memperbaiki tapi belum juga ada tanggapan.

"Kami tidak mau jalan diperbaiki setelah banyak menelan korban, apalagi meninggal," kata Ramlan diamini Sodik (42) dan Imron (39) penduduk lainnya.

Hal itu karena air yang ada di badan jalan tidak pernah surut menyebabkan pengendara mobil jenis sedan dan sepeda motor sulit melintas.

Namun ketika hujan deras, pengendara sepeda motor dan mobil harus mencari jalur alternatif bila hendak ke Tigaraksa atau sebaliknya.

Ketika melintas di jalan berlubang tersebut banyak warga yang mengalami kecelakaan akibat mengelak kubangan akhirnya tergelincir.

Slamet mengatakan pihaknya sudah mengumpulkan petugas Unit Pelaksana Teknik (UPT) untuk segera mengerjalan proyek tersebut termasuk membangun saluran pembuang.

Meski begitu, Slamet tidak menjelaskan anggaran yang diperlukan untuk perbaikan jalan Cibadak-Tigaraksa itu dengan alasan tertentu, tapi sumbernya dari APBD 2019.

 


 

Pewarta: Adityawarman(TGR)

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019