Pandeglang (Antaranews Banten) - Bupati Pandeglang, Banten, Irna Narulita mengimbau aparat desa untuk siaga bencana terutama bagi daerah yang berada di kawasan pesisir.

"Kita tinggal di kawasan "ring of fire"  (cincin api), jadi ta tidak dapat memprediksi keadaan dan kapan bencana itu datang," kata Irna di Pandeglang, Rabu.

Irna mengatakan aparat desa harus memahami dan kondisi daerah ini karena bencana tidak dapat diprediksi, ini yang perlu kewaspadaan dini.

Dia mengatakan masalah tersebut pada sosialisasi mitigasi bencana bagi aparatur desa terdampak tsunami, Rabu (2/1) di Shelter Tsunami Kecamatan Labuan.

Menurut dia, meski saat ini "early warning sistem" (EWS) telah dipasang di wilayah Teluk, tapi itu saja tidak cukup karena radius daya jangkau peringatan hanya sekitar dua km.

"Jika kita tidak berbuat apa-apa tentu sungguh naif, jadi hidupkan kembali kentongan yang berada ditempat ronda untuk saling mengingatkan warga, buat bunyi atau suara yang disepakati bahwa itu adanya bencana," katanya.  

Irna menambahkan walaupun saat ini radiusnya sudah diturunkan dari 1 Km menjadi 500 meter, namun warga tetap harus waspada.

Sementara itu, Kapolres Pandeglang, AKBP Indra Lutrianto Amstono mengatakan pihak Kepolisian bersama jajaran TNI akan terus membantu dan warga yang saat ini tertimpa bencana.

Indra mengatakan warga harus bangkit dan mandiri,  selagi masih dapat membantu maka lakukan yang terbaik.

Mengutip Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bambang Surya Putra mengatakan, status Anak Gunung Krakatau bahwa saat ini menunjukan penurunan aktivitas dengan status dari 1 Km menjadi 500 meter dari bibir pantai.

Korban Tsunami Selat Sunda menewaskan sebanyak 437 jiwa, sebanyak 14.059 mengalami luka-luka, 16 warga hilang dan 33.721 mengungsi.


 

Pewarta: Adityawarman(TGR)

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019