Tangerang (Antaranews Banten) - Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya memukau peserta Forum Pertemuan Bakohumas Tingkat Nasional 2018, Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) 2018 saat menjadi pembicara dengan membawa materi yang terjudul ‘Paradox Marketing Strategy for Government Public Relations (GPR) Menuju Era Komunikasi 4.0' di Novotel Hotel Tangerang, Senin.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Antara dijelaskan, SAIK 2018 merupakan acara tahunan bergengsi Kementerian Komunikasi dan Informasi Pariwisata (Kemenkominfo) yang dihadiri sekitar 1500 praktisi humas pemerintah dari berbagai Kementerian/Lembaga dari seluruh Indonesia.
Pada taun 2018 ini, SAIK mengambil tema ‘Sinergi Indonesia Menuju Era Komunikasi 4.0’. Pada acara ini hadir pula Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang membawakan keynote speech berjudul ‘GPR di Era Komunikasi 4.0’.
Menpar Arief Yahya memfokuskan paparannya berdasarkan buku ‘Paradox Marketing, Unusual Way to Win’ yang ditulis dan terbit pada tahun 2012. “Apa itu Paradox Marketing? Saya beri contoh. Bila positioning Garuda Indonesia dan Singapore Airlines adalah you pay more you get more, sedangkan Air Asia dan Lion Air adalah contoh you get less you pay less. Ini merupakan strategi umum. Saya menciptakan strategi baru, yaitu get more pay less. Contohnya adalah Google dan wifi”, kata Menpar Arief Yahya yang membuat para peserta antusias menyimak, tidak terkecuali Kepala KSP Moeldoko, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Rosarita Niken Widiastuti, dan Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah.
Ia mencontohkan, wifi saat dirinya masih di Telkom, jaringan wifi yang sebelumnya private diubah menjadi public, kini wifi di kafe menjadi tren di seluruh Indonesia.
"Saya mampu merubah dunia ini hanya dengan wifi, karena dengan konektivitas, informasi masuk dan konektivitas itu merubah budaya masyarakat," katanya yang tampak antusias membawakan paparan hingga meminta waktu tambahan.
Menpar juga menjelaskan mengenai pariwisata Indonesia yang semakin maju di era digital ini. “Sekarang dunia sudah sangat digital. Maka harus ada transformasi digital. Untuk promosi pariwisata, 70 persennya Kemenpar memakai media digital. Dua alasan utamanya yaitu karena customer kita sebagian besar adalah millennials yang sangat digital dan effectiveness media digital empat kali lebih besar dari media konvensional," ujarnya.
Setelah menjadi pembicara, Menpar Arief Yahya mengunjungi Pameran SAIK 2018 di Alun-Alun Tangerang. Pameran ini menampilkan booth dari berbagai Kementerian/Lembaga di seluruh Indonesia. Menpar Arief Yahya mendatangi booth Kemenpar dan berfoto bersama para pengunjung yang antusias.
Menpar juga mencicipi kopi dan kue yang dibuat oleh para mahasiswa STP Bandung. Tidak hanya mengunjungi booth Kemenpar, Menpar juga mendatangi booth lainnya di antaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Universitas Indonesia, dan booth lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
Dalam keterangan tertulis yang diterima Antara dijelaskan, SAIK 2018 merupakan acara tahunan bergengsi Kementerian Komunikasi dan Informasi Pariwisata (Kemenkominfo) yang dihadiri sekitar 1500 praktisi humas pemerintah dari berbagai Kementerian/Lembaga dari seluruh Indonesia.
Pada taun 2018 ini, SAIK mengambil tema ‘Sinergi Indonesia Menuju Era Komunikasi 4.0’. Pada acara ini hadir pula Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang membawakan keynote speech berjudul ‘GPR di Era Komunikasi 4.0’.
Menpar Arief Yahya memfokuskan paparannya berdasarkan buku ‘Paradox Marketing, Unusual Way to Win’ yang ditulis dan terbit pada tahun 2012. “Apa itu Paradox Marketing? Saya beri contoh. Bila positioning Garuda Indonesia dan Singapore Airlines adalah you pay more you get more, sedangkan Air Asia dan Lion Air adalah contoh you get less you pay less. Ini merupakan strategi umum. Saya menciptakan strategi baru, yaitu get more pay less. Contohnya adalah Google dan wifi”, kata Menpar Arief Yahya yang membuat para peserta antusias menyimak, tidak terkecuali Kepala KSP Moeldoko, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Rosarita Niken Widiastuti, dan Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah.
Ia mencontohkan, wifi saat dirinya masih di Telkom, jaringan wifi yang sebelumnya private diubah menjadi public, kini wifi di kafe menjadi tren di seluruh Indonesia.
"Saya mampu merubah dunia ini hanya dengan wifi, karena dengan konektivitas, informasi masuk dan konektivitas itu merubah budaya masyarakat," katanya yang tampak antusias membawakan paparan hingga meminta waktu tambahan.
Menpar juga menjelaskan mengenai pariwisata Indonesia yang semakin maju di era digital ini. “Sekarang dunia sudah sangat digital. Maka harus ada transformasi digital. Untuk promosi pariwisata, 70 persennya Kemenpar memakai media digital. Dua alasan utamanya yaitu karena customer kita sebagian besar adalah millennials yang sangat digital dan effectiveness media digital empat kali lebih besar dari media konvensional," ujarnya.
Setelah menjadi pembicara, Menpar Arief Yahya mengunjungi Pameran SAIK 2018 di Alun-Alun Tangerang. Pameran ini menampilkan booth dari berbagai Kementerian/Lembaga di seluruh Indonesia. Menpar Arief Yahya mendatangi booth Kemenpar dan berfoto bersama para pengunjung yang antusias.
Menpar juga mencicipi kopi dan kue yang dibuat oleh para mahasiswa STP Bandung. Tidak hanya mengunjungi booth Kemenpar, Menpar juga mendatangi booth lainnya di antaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Universitas Indonesia, dan booth lainnya.
Editor : Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018