Lebak (Antaranews Banten) - Persedian pangan unuk kebutuhan masyarakat  Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, selama ini relatif aman, meski terjadi kekeringan sejak Juli 2018 lalu.
     
"Persedian pangan hasil panen tahun ini melimpah hingga surplus dan harga beras di pasaran normal," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Senin.
     
Kekeringan yang melanda Kabupaten Lebak tiga bulan terakhir tidak menjadi ancaman krisis pangan.
     
Mereka petani masih mampu panen khususnya areal persawahan yang memiliki sumber air melalui penyedotan pompanisasi.
     
Sebab, petani menanam padi mengambil sumber air dari daerah aliran sungai juga embung dan daerah irigasi.
     
"Kami menjamin persedian pangan mencukupi permintaan masyarakat," katanya.
     
Menurut Dede, berdasarkan pemantauan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak bahwa persedian beras medium melimpah dan harga di pasaran stabil.
     
Misalnya,kata dia, harga beras KW I dijual Rp10.000/Kg, beras KW II Rp9.500/Kg dan beras KW III Rp9.000/Kg.
     
Pemantauan di lapangan itu melibatkan dinas perindustrian dan perdagangan dan dinas ketahanan pangan setempat.
     
"Kami yakin kekeringan itu tidak menimbulkan kelangkaan pangan di pasaran," katanya. 
     
Ahmad (55) seorang petani Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengatakan dirinya sibuk memanen padi di areal persawahan seluas satu hektare.
     
Panen padi hasil tanam awal Juli 2018 lalu cukup bagus karena tidak ada serangan hama penyakit tanaman.
     
"Kami yakin panen bisa menghasilkan produksi beras lima ton dengan nilai transaksi mencapai Rp30 juta," katanya.
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018