Jakarta (Antaranews) - Tetra Pak, perusahaan pengemasan global berkomitmen menciptakan lingkungan hidup berkelanjutan dengan turut turut berpartisipasi dalam acara Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2018 sebuah ajang penampilan prestasi serta program–program di bidang lingkungan hidup dan kehutanan terbesar di Indonesia.
"Keterlibatan kami dalam acara ini merupakan bentuk nyata tanggung jawab perusahaan selama ini terhadap komitmen usahanya dimanapun berada, juga merupakan kepedulian perusahaan dalam membantu Pemerintah Indonesia untuk mengelola sampah kemasan dalam menyongsong Indonesia Bebas Sampah 2020," kata Reza Andreanto, Environment Manager Tetra Pak Indonesia di Jakarta, Senin. ,
Menurut Reza hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk terus berupaya melindungi makanan, konsumen dan masa depan, khususnya di Indonesia, Tetra Pak Indonesia hari ini hadir untuk menunjukkan berbagai solusi yang ditawarkan dibidang kemasan kepada konsumen, yang secara nyata mengusung pertanggunga-jawaban lingkungan dalam setiap inovasinya.
"Partisipasi kami juga merupakan bukti atas pendekatan pengurangan dampak lingkungan, dengan menciptakan tata kelola rantai nilai pengolahan kemasan karton bekas minuman melalui mitra pengumpul dan pendaur yang kami bina bertahun-tahun,” ujar Reza.
Inovasi yang dihadirkan oleh Tetra Pak adalah bagaimana penggunaan kertas sebagai sumber daya terbarukan yang sangat aman dan berkualitas sebagai bahan utama pengemasan produk makanan dan minuman.
Pengelolaan lacak-balak (chain of custody) kertas sebagai bahan baku dari kemasan itu sendiri juga harus mendapatkan sertifikasi dari Forest Stewardship Council® (FSC®) yang menjamin bahwa kertas diambil dari hutan lestari yang dikelola secara bertanggung jawab.
Kemasan karton Tetra Pak dibuat dengan bahan dasar lapisan kertas (74%), polietilen (21%) dan aluminium (5%) yang keseluruhannya dapat didaur ulang.
Proses daur ulang kemasan karton bekas ini diawali dengan kegiatan edukasi kepada konsumen secara langsung untuk sadar pemilahan sejak dari sumber, kemudian pengumpulan dan pengangkutan oleh mitra, sampai kepada proses di pabrik daur ulang kertas untuk memisahkan lapisan kertas dari lapisan polietilen dan aluminium. Lapisan-lapisan tersebut diurai dan diolah menjadi produk daur ulang kertas seperti buku tulis, tas belanja, dan poster, sedangkan lapisan polietilen dan aluminium dapat dijadikan papan, furniture maupun atap rumah.
Para pengunjung acara ini pun dapat mengetahui lebih lanjut tentang kolaborasi yang dilakukan oleh Tetra Pak bersama para mitranya, baik formal maupun informal sektor, dalam upaya untuk mengumpulkan kemasan karton bekas minuman guna memaksimalkan potensi bahan terbarukan ini.
Hal ini termasuk dari pengadaan bahan produksi yang berkelanjutan hingga proses daur ulang. Salah satu bentuk kolaborasi ini adalah Dropbox, yaitu sebuah tempat penampungan terpilah khusus untuk kemasan karton minuman bekas dan sebagai sarana edukasi masyarakat. Inisiatif milik Tetra Pak ini bertujuan untuk mendukung Program Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menuju Indonesia Bebas Sampah 2020.
Tetra Pak juga menunjukkan kemajuan yang berkesinambungan dalam pengelolaan sampah secara bertanggung jawab dengan menambah collection partner (mitra pengumpul) sebagai implementasi dari pendekatan circular economy pada setiap design inovasi produk keluarannya. Saat ini Tetra Pak Indonesia telah bekerja-sama dengan 4 mitra waste management yang fokus pada wilayah Jawa, Bali dan Lombok.
“Untuk mendukung terciptanya lingkungan hidup yang berkelanjutan, kami memastikan bahan baku kemasan kami dikelola secara bertanggung jawab dan berasal dari sumber hutan Lestari yang tersertifikasi FSC. Tanggung jawab kami tidak berhenti pada saat kami telah menjual kemasan kami kepada para pelanggan, namun hingga produk makanan dan minuman tersebut diterima oleh konsumen, sampai kepada pengelolaan ketika sudah menjadi sampah. Dan kami memastikan bahwa kemasan karton bekas minuman ini bukanlah sampah, tetapi memiliki nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh para mitra pengumpul, dan digunakan sebagai bahan baku utama di industri daur ulang,” tambah Reza.
Bentuk kontribusi Tetra Pak Indonesia kepada komunitas, salah satunya adalah dengan memberikan akses kepada komunitas informal agar dapat menemukan potensi nilai ekonomi dari kemasan karton bekas minuman ini.
Tetra Pak Indonesia secara serius membantu pembangunan rantai bisnis yang berkelanjutan bagi para mitra pengumpul, bahkan dengan menyediakan mesin press dan timbangan. Tetra Pak juga secara giat memberikan penyuluhan atau edukasi dan seminar terkait kesadaran pemilahan sampah sejak dari dini secara langsung di sekolah-sekolah serta membina kemitraan bersama para pemangku kepentingan mulai dari masyarakat, bank sampah, pemerintah hingga sektor swasta dan organisasi.
Gerakan 3L (Lipat, Letak dan Lepas) yang sudah diluncurkan sejak 10 tahun terakhir juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang kemasan Tetra Pak yang memiliki nilai ekonomi, harus dipilah, diusahakan tetap bersih, agar nilai ekonomi yang tinggi ini dapat dimanfaatkan oleh industri pabrikan daur ulang untuk diolah.
“Kami menyadari akan pentingnya untuk menciptakan nilai ekonomi dan membangun kemitraan serta memperkuat kapasitas para pihak-pihak terkait. Oleh sebab itu, Tetra Pak Indonesia juga berharap untuk tidak hanya menginspirasi, namun juga dapat menjalin kerja sama dengan para pelaku industri lain dan pelanggan yang juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan operasional perusahaan untuk bersama merawat Indonesia yang berkelanjutan. Dalam melanjutkan hal ini pun, Tetra Pak Indonesia bersama 5 perusahaan lainnya turut melahirkan terbentuknya PRAISE (Packaging and Recycling Alliance for Indonesia Sustainable Environment)," ujar Reza.
Tetra Pak berkomitmen untuk meminimalkan dampak lingkungan dari keseluruhan supply chain, mulai dari proses pengadaan, produksi, pengiriman, hingga produk yang telah dikonsumsi.
Komitmen ini juga didukung dengan upaya pengurangan efek emisi gas rumah kaca sebesar 42 persen pada tahun 2030 dan 58 persen pada tahun 2040. Kegiatan operasional juga diharapkan dapat menggunakan energi listrik yang terbarukan sebesar 80 persen di tahun 2020 dan 100% pada tahun 2030.
Selain mengikuti ajang Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Tetra Pak juga akan hadir di ajang lainnya yaitu Indonesia Climate Change Forum & Expo yang akan diadakan pada bulan September nanti di Medan.
Baca juga: Produsen Kemasan Plastik Minta UU Diatur Kembali
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Keterlibatan kami dalam acara ini merupakan bentuk nyata tanggung jawab perusahaan selama ini terhadap komitmen usahanya dimanapun berada, juga merupakan kepedulian perusahaan dalam membantu Pemerintah Indonesia untuk mengelola sampah kemasan dalam menyongsong Indonesia Bebas Sampah 2020," kata Reza Andreanto, Environment Manager Tetra Pak Indonesia di Jakarta, Senin. ,
Menurut Reza hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk terus berupaya melindungi makanan, konsumen dan masa depan, khususnya di Indonesia, Tetra Pak Indonesia hari ini hadir untuk menunjukkan berbagai solusi yang ditawarkan dibidang kemasan kepada konsumen, yang secara nyata mengusung pertanggunga-jawaban lingkungan dalam setiap inovasinya.
"Partisipasi kami juga merupakan bukti atas pendekatan pengurangan dampak lingkungan, dengan menciptakan tata kelola rantai nilai pengolahan kemasan karton bekas minuman melalui mitra pengumpul dan pendaur yang kami bina bertahun-tahun,” ujar Reza.
Inovasi yang dihadirkan oleh Tetra Pak adalah bagaimana penggunaan kertas sebagai sumber daya terbarukan yang sangat aman dan berkualitas sebagai bahan utama pengemasan produk makanan dan minuman.
Pengelolaan lacak-balak (chain of custody) kertas sebagai bahan baku dari kemasan itu sendiri juga harus mendapatkan sertifikasi dari Forest Stewardship Council® (FSC®) yang menjamin bahwa kertas diambil dari hutan lestari yang dikelola secara bertanggung jawab.
Kemasan karton Tetra Pak dibuat dengan bahan dasar lapisan kertas (74%), polietilen (21%) dan aluminium (5%) yang keseluruhannya dapat didaur ulang.
Proses daur ulang kemasan karton bekas ini diawali dengan kegiatan edukasi kepada konsumen secara langsung untuk sadar pemilahan sejak dari sumber, kemudian pengumpulan dan pengangkutan oleh mitra, sampai kepada proses di pabrik daur ulang kertas untuk memisahkan lapisan kertas dari lapisan polietilen dan aluminium. Lapisan-lapisan tersebut diurai dan diolah menjadi produk daur ulang kertas seperti buku tulis, tas belanja, dan poster, sedangkan lapisan polietilen dan aluminium dapat dijadikan papan, furniture maupun atap rumah.
Para pengunjung acara ini pun dapat mengetahui lebih lanjut tentang kolaborasi yang dilakukan oleh Tetra Pak bersama para mitranya, baik formal maupun informal sektor, dalam upaya untuk mengumpulkan kemasan karton bekas minuman guna memaksimalkan potensi bahan terbarukan ini.
Hal ini termasuk dari pengadaan bahan produksi yang berkelanjutan hingga proses daur ulang. Salah satu bentuk kolaborasi ini adalah Dropbox, yaitu sebuah tempat penampungan terpilah khusus untuk kemasan karton minuman bekas dan sebagai sarana edukasi masyarakat. Inisiatif milik Tetra Pak ini bertujuan untuk mendukung Program Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menuju Indonesia Bebas Sampah 2020.
Tetra Pak juga menunjukkan kemajuan yang berkesinambungan dalam pengelolaan sampah secara bertanggung jawab dengan menambah collection partner (mitra pengumpul) sebagai implementasi dari pendekatan circular economy pada setiap design inovasi produk keluarannya. Saat ini Tetra Pak Indonesia telah bekerja-sama dengan 4 mitra waste management yang fokus pada wilayah Jawa, Bali dan Lombok.
“Untuk mendukung terciptanya lingkungan hidup yang berkelanjutan, kami memastikan bahan baku kemasan kami dikelola secara bertanggung jawab dan berasal dari sumber hutan Lestari yang tersertifikasi FSC. Tanggung jawab kami tidak berhenti pada saat kami telah menjual kemasan kami kepada para pelanggan, namun hingga produk makanan dan minuman tersebut diterima oleh konsumen, sampai kepada pengelolaan ketika sudah menjadi sampah. Dan kami memastikan bahwa kemasan karton bekas minuman ini bukanlah sampah, tetapi memiliki nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh para mitra pengumpul, dan digunakan sebagai bahan baku utama di industri daur ulang,” tambah Reza.
Bentuk kontribusi Tetra Pak Indonesia kepada komunitas, salah satunya adalah dengan memberikan akses kepada komunitas informal agar dapat menemukan potensi nilai ekonomi dari kemasan karton bekas minuman ini.
Tetra Pak Indonesia secara serius membantu pembangunan rantai bisnis yang berkelanjutan bagi para mitra pengumpul, bahkan dengan menyediakan mesin press dan timbangan. Tetra Pak juga secara giat memberikan penyuluhan atau edukasi dan seminar terkait kesadaran pemilahan sampah sejak dari dini secara langsung di sekolah-sekolah serta membina kemitraan bersama para pemangku kepentingan mulai dari masyarakat, bank sampah, pemerintah hingga sektor swasta dan organisasi.
Gerakan 3L (Lipat, Letak dan Lepas) yang sudah diluncurkan sejak 10 tahun terakhir juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang kemasan Tetra Pak yang memiliki nilai ekonomi, harus dipilah, diusahakan tetap bersih, agar nilai ekonomi yang tinggi ini dapat dimanfaatkan oleh industri pabrikan daur ulang untuk diolah.
“Kami menyadari akan pentingnya untuk menciptakan nilai ekonomi dan membangun kemitraan serta memperkuat kapasitas para pihak-pihak terkait. Oleh sebab itu, Tetra Pak Indonesia juga berharap untuk tidak hanya menginspirasi, namun juga dapat menjalin kerja sama dengan para pelaku industri lain dan pelanggan yang juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan operasional perusahaan untuk bersama merawat Indonesia yang berkelanjutan. Dalam melanjutkan hal ini pun, Tetra Pak Indonesia bersama 5 perusahaan lainnya turut melahirkan terbentuknya PRAISE (Packaging and Recycling Alliance for Indonesia Sustainable Environment)," ujar Reza.
Tetra Pak berkomitmen untuk meminimalkan dampak lingkungan dari keseluruhan supply chain, mulai dari proses pengadaan, produksi, pengiriman, hingga produk yang telah dikonsumsi.
Komitmen ini juga didukung dengan upaya pengurangan efek emisi gas rumah kaca sebesar 42 persen pada tahun 2030 dan 58 persen pada tahun 2040. Kegiatan operasional juga diharapkan dapat menggunakan energi listrik yang terbarukan sebesar 80 persen di tahun 2020 dan 100% pada tahun 2030.
Selain mengikuti ajang Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Tetra Pak juga akan hadir di ajang lainnya yaitu Indonesia Climate Change Forum & Expo yang akan diadakan pada bulan September nanti di Medan.
Baca juga: Produsen Kemasan Plastik Minta UU Diatur Kembali
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018