Lebak (Antara News Banten) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak,Provinsi Banten, mengaperesiasi produk industri kecil dan menengah (IKM) pasar ekspor sehingga menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat.
     
"Kami mengoptimalkan promosi juga pembinaan para pelaku IKM agar meningkatkan kualitas produk sehingga bisa bersaing pasar," kata Kepala Disperindag Kabupaten Lebak Dedi Rahmat di Lebak, Kamis.
     
Produk IKM yang menembus pasar ekspor itu diantaranya industri mebeuler melalui CV Shaniqua Marigold Bamboo Pasir Ona Rangkasbitung.
     
Mereka mengekspor produk mebeuler ke sejumlah negara Eropa antara lain Belanda, Italia, Jerman, Inggri dan Belgia.
     
Selain itu juga gula semut produksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mitra Mandala Kecamatan Sobang.
     
Produk gula semut diekspor ke negara Jepang, Korea Selatan dan Australia.
     
Selama ini, produk IKM di Lebak itu berkembang dan tumbuh karena didukung bahan baku melimpah.
     
Bahan baku produk mebeuler karena Kabupaten Lebak sebagai daerah penghasil bambu.
     
Begitu juga produk gula semut dengan banyaknya populasi tanaman aren.
     
Pemerintah daerah terus meningkatkan kualitas agar produk IKM bisa bersaing di pasar domestik dan mancanegara.
     
Bahkan, perajin gula semut diberikan sertifikat organik internasional sehingga menembus pasar ekspor.
     
"Kami optimistis ke depan akan banyak produk IKM menembus pasar ekspor," katanya menjelaskan.
     
Pemilik CV Shaniqua Marigold Bamboo Pasir Ona Rangkasbitung Kabupaten Lebak Khaerul Pulungan mengatakan produk mebeuler yang dirintisnya sejak tahun 1989 hingga saat ini masih ekspor ke sejumlah negara Eropa.
     
Bahkan, pada akhir April 2018 memasok produk mebeuler ke Belanda sebanyak dua kontener.
     
Produk IKM mebeuler itu memproduksi kursi sopa, ranjang tidur, rak sepatu, buku-buku juga kursi panjang.   
     
Selama ini, produk mebeuler yang dikelolanya itu sudah mendapat penghargaan dari Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
     
Adapun, harga jual ekspor mulai Rp250 ribu hingga Rp2,5 juta per unit.
     
Penjualan ekspor itu tergantung permintaan, namun jika pendapatan rata-rata beromzet Rp1,7 miliar per bulan.    
     
"Semua produk mebeuler itu menggunakan bahan baku bambu dan menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang," katanya menjelaskan./

 

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018