Serang (Antaranews Banten) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mengusulkan dua pembangunan 'shelter' atau tempat berlindung sementara untuk mengatisipasi ancaman bencana tsunami dan gempa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Sumawijaya di Serang, Rabu, mengatakan saat ini, Banten memiliki dua shelter pengungsian, yaitu di Wanasalam dan Labuan. 

Namun demikian, kata dia, masih dibutuhkan dua shelter berlokasi di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak dan Anyar, Kabupaten Serang. Sebab, kata dia, dua daerah yang dekat dengan pantai tersebut berpotensi besar dihantam bencana alam seperti banjir, gempa, bahkan tsunami. 

"Kalau kita tidak siap, bagaimana nanti saat bencana terjadi," kata Sumawijaya usai menghadiri pelantikan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten di pendopo Gubernur Banten.

Menurut Sumawijaya, pihaknya sudah mengusulkan anggaran pembangunan dua shelter itu, namun memerlukan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten.

Pihaknya berharap pembangunan dua shelter tersebut bisa segera direalisasikan, mengingat bencana bersifat tidak terduga.

Daerah Banten, kata Sumawijaya, memiliki karakter bencana yang berbeda. Karakter bencana di daerah selatan yaitu longsor, pergeseran tanah, kebakaran hutan, dan gempa. Sedangkan di wilayah utara kebakaran dan banjir genangan.

Dilihat dari karakter bencana tersebut, kata dia, selain memerlukan tambahan shelter, Banten pun memerlukan alat pendeteksi gempa dan banjir.

"Alat-alat itu sudah ada, tinggal pengadaannya saja, dan harganya pun tidak terlalu mahal," kata Sumawijaya. 

BPBD Banten mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk memiliki dua alat tersebut agar proses pemantauan bisa lebih optimal. 

"Alat itu bisa berikan sinyal saat awas, waspada, dan mengungsi. Dengan itu bencana bisa diantisipasi," katanya.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018