Lebak (Antaranews Banten) - Budayawan Belanda Peter Carey mengatakan pena Multatuli yang mengangkat buku "Max Havelaar" sebagai simbol perjuangan Bangsa Indonesia hingga melakukan perlawanan diberbagai daerah di Tanah Air.

"Buku itu mengangkat ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan kolonial yang bekerja sama dengan Bupati Kartanegara terhadap warga Kabupaten Lebak," kata Peter saat mengunjungi Gedung Museum Multatuli Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Rabu.

Masyarakat dunia geger setelah buku "Max Havelaar" karya Multatuli yang melakukan kesewang-wenangan dan ketidakadilan terhadap warga pribumi.

Perlakuan pemerintah kolonial Hindia Belanda benar-benar tidak manusiawi.

Douwes Dekker yang diutus pemerintah Hindia Belanda sebagai Asisten Residen Lebak pada 1850 untuk ditugaskan di Kabupaten Lebak sangat tidak menyukai perlakuan kolonial.

Perlakuan kolonial hingga mendapat pertentangan keras dunia.

Disamping itu juga bahwa kolonial itu merupakan malapetaka bagi masyarakat pribumi.

Bahkan, kolonial juga mendapat perlawanan masyarakat Surabaya 10 November 1945 hingga belasan ribu warga Surabaya tewas.

Selain itu juga tentara Inggris dan Belanda ikut tewas.

Karena itu,buku Max Havelaar dicintai masyarakat Eropa hingga 90 persen laku terjual.

"Kami berharap Museum Multatuli dapat menjadikan pengetahuan bagi pelajar dan mahasiswa," katanya.

Sementara itu,Direktur Konservator Multatuli Huis Amsterdam, Belanda, Klaartje Groot mengatakan Gedung Museum Multatuli yang ada di Kota Rangkasbitung Kabupaten Lebak menjadikan pusat kebudayaan masyarakat setempat, di mana kaum kolonial telah melakukan kesalahan besar dengan melakukan kerja paksa dan penindasan terhadap masyarakat pribumi sehingga mereka pada masa lalu hidup menderita.

Kesengsaraan dan kelaparan dialami masyarakat Kabupaten Lebak akibat pajak dikeruk oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Perjuangan Douwes Dekker mengangkat nasib buruk warga Kabupaten Lebak dari penderitaan.

Selain pekerja keras, Douwes Dekker juga suka membantu masyarakat Kabupaten Lebak.

"Kami dari Belanda datang ke sini ingin melihat langsung peresmian Museum Multatuli ini," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018