Jakarta (Antaranews) - PT East West Seed Indonesia (Ewindo), perusahaan benih sayuran berhasil membukukan penjualan benih hortikultura sebesar 2.500 ton atau meningkat 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016.

"Angka penjualan ini didorong meningkatnya permintaan ekspor dari beberapa negara Asia sebagai akibat perubahan iklim yang ekstrem. Thailand misalnya, tahun ini terjadi banjir yang menyebabkan permintaan benih mereka meningkat pesat," ujar Managing Director Ewindo, Glenn Pardede di Jakarta, Selasa.

Disebutkan juga permintaan benih yang dikalangan petani nasional dikenal "Cap Panah Merah" terbanyak adalah jagung manis, tomat, dan cabai.

Pada Desember lalu, Ewindo telah mengekspor benih kangkung sebanyak 710 ton yang dilakukan secara bertahap hingga Maret tahun ini dengan negara tujuan ekspor yaitu Jepang, Myanmar dan Thailand.

Selain kangkung, Ewindo juga telah mengekspor untuk 19 crop tanaman diantaranya kacang panjang, paria, labu, dan mentimun ke negara Jepang, Singapura, Philipina, Vietnam, Hongkong, India, Myanmar, Malaysia dan Thailand.

"Ekspor benih sayuran ini merupakan salah satu wujud keseriusan Ewindo dalam mendukung Pemerintah untuk mewujudkan kemajuan sektor hortikultura nasional khususnya sayuran," tambah Glenn Pardede.

Glenn Pardede memperkirakan permintaan benih hortikultura nasional pada tahun 2018 akan meningkat seiring dengan adanya instruksi dari Presiden RI, Joko Widodo.

Tahun 2018, Jokowi menginstruksikan kepada kementerian/lembaga terkait sektor pertanian untuk fokus mengembangkan sektor hortikultura agar ada diversifikasi tanaman pangan yang mampu diproduksi di dalam negeri. Dengan adanya instruksi tersebut, permintaan benih hortikultura diperkirakan akan meningkat pada tahun ini.

"Guna mendukung program pemerintah menggenjot sektor hortikultura, tahun ini Ewindo menargetkan produksi benih hortikultura sebesar 4,700-an ton. Kami optimis karena masih akan mengembangkan produksi khusus ke wilayah-wilayah yang baru seperti Sulawesi dan Kalimantan karena di wilayah tersebut sulit mendapatkan benih yang unggul dan  ketersediaan benihnya juga terbatas," kata Glenn Pardede.

Untuk mengejar peningkatan ini, Ewindo berkomitmen untuk meningkatkan inovasi secara terus menerus, khususnya untuk menghasilkan benih jenis baru yang lebih tahan penyakit.

Benih-benih baru yang dihasilkan merupakan varietas yang tahan terhadap serangan virus dan sangat unggul yang untuk dikembangkan, sehingga tingkat keberhasilannya lebih besar dan mampu meningkatkan pendapatan petani.

"Hingga saat ini Ewindo telah memproduksi lebih dari 150 varietas benih melalui serangkaian riset dan penelitian selama bertahun-tahun," ujar dia.

Selain menyediakan akses benih berkualitas, kontribusi Ewindo dalam memajukan sektor pertanian Indonesia khususnya sektor Hortikultura adalah dengan membuat wadah bagi para petani muda yakni Petani Muda Panah Merah (PMPM).

"Launching PMPM pertama kali diadakan di Provinsi Lampung, sebanyak 110 petani muda se-Provinsi Lampung sudah bergabung dan dalam dua tahun kedepan Ewindo menargetkan sebanyak 500 petani millenial dari seluruh Indonesia ikut bergabung," kata Glenn.

Untuk mendukung program PMPM, Ewindo juga telah mengembangkan aplikasi pertanian Sipindo. Aplikasi berbasis android ini dapat digunakan oleh para petani khususnya petani muda untuk mengakses informasi seperti tingkat kesuburan tanah, tata cara penanganan hama dan penyakit tanaman, pola dan musim tanam, prakiraan iklim dan cuaca, estimasi waktu panen dan perkiraan jumlah produksi, harga komoditas di pasaran secara real time, hingga forum jual beli hasil panen dari pedagang pasar tradisional hingga retail modern untuk mengantisipasi permainan harga oleh para tengkulak.

PMPM merupakan wadah bagi para petani muda dengan tujuan menciptakan petani-petani muda yang tangguh dan handal dalam dunia pertanian khususnya hortikultura. Mereka akan dibekali dengan pelatihan dan pendampingan dalam menerapkan inovasi teknologi pertanian, pengendalian hama dan penyakit tanaman sayuran hingga penggunaan aplikasi Sipindo.

"Kami berharap dengan adanya wadah PMPM dan aplikasi Sipindo ini para petani-petani muda tersebut dapat menjadi contoh sekaligus mampu mentransfer ilmu kepada pemuda di daerah masing-masing," ujar Glenn Pardede.

Sampai dengan tahun 2017 Ewindo telah bermitra dengan sekitar 12.500 petani produksi benih yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, NTT dan NTB. Selain itu Ewindo juga membina lebih dari 10 juta petani komersial yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Hingga saat ini Ewindo telah menghasilkan lebih dari 150 varietas benih unggul dan telah mendapatkan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, ISO 9001:2008 dan akreditasi dari International Seed Testing Association. 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018