Jakarta (Antara News) - PT Intiland Development Tbk menggandeng tiga pengembang anggota REI dalam rangka membangun rumah murah layak huni bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk mendukung program sejuta rumah yang diguirkan pemerintah.

"Kami tidak memiliki pengalaman membangun rumah murah layak huni sesuai program pemerintah untuk itu kami menggandeng PT Menara Tinggi Bertumbuh (MTB), PT Cipta Griya Sriwijaya (CGS), dan PT Bangun Multirealtindo (BM) untuk mewujudkan program tersebut," kata Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk, Theresia Rustandi di Jakarta, Selasa.

Theresia menjelaskan, dalam mewujudkan rencana tersebut Intiland menyediakan lahan sebagai bagian program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, sedangkan pengembang yang menjadi mitra akan memasarkan, membangun, serta memfasilitasi pembeli sampai proses pencairan KPR.

Kerja sama empat perusahaan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian dalam hal ini PT Intiland Development Tbk diwakili Theresia Rustandi yang juga menjabat sebagai Kepala Program CSR, Tomi Wistan selaku Direktur Utama MTB, Oka Moerod selaku Komisaris CGS, dan Dadang Juhro selaku Direktur Utama BM.

Hadir pada kesempatan tersebut pengurus Kadin Indonesia bidang properti, Hendro Gondokusumo dan Harry Raharta.

Sebagai proyek contoh akan segera dibangun di atas lahan seluas 1 hektar di Puri Permata Indah, Pacitan, Jawa Timur, merupakan perluasan kawasan perumahan yang dikembangkan Intiland seluas 3 hektar untuk tahap I, kata Theresia.

Oka Moerod mengatakan, di atas lahan seluas 1 hektar akan dibangun 106 unit rumah murah layak huni ditujukan bagi masyarakat berpendapatan rendah termasuk TNI, Polri, dan PNS dengan mendapat subsidi FLPP

Oka mengatakan kerja sama ini merupakan terobosan untuk mewujudkan program sejuta rumah serta diharapkan dapat menjadi contoh kemitraan pegembang besar dengan pengembang kecil, apalagi banyak hunian program sejuta rumah yang dibangun pengembang kecil terutama yang ada di daerah-daerah.

"Seperti contoh REI Sumatra Selatan sebanyak 80 persen dari 170 merupakan pengembang kecil, sehinga agar program sejuta rumah cepat terwujud harus ada kerja sama kemitraan di daerah-daerah," ujar dia.

Sedangkan menurut Tomi Wistan kemitraan ini juga dapat menjadi solusi bagi pengembang anggota REI untuk memenuhi syarat hunian berimbang, sebagian besar anggota REI saat ini telah berkontribusi mewujudkan program sejuta rumah.

Lebih jauh Dadang Juhro mengatakan, menjadi komitmen bagi pengembang anggota REI untuk membantu pemerintah menyediakan rumah murah layak huni apalagi penyerapannya di daerah-daerah sangat tinggi.

"Pengalaman kami kalau bangun rumah dengan subsidi FLPP di daerah-daerah peminatnya sangat banyak, dalam waktu yang tidak terlalu lama rumah yang kami pasarkan cepat diserap pasar," kata Dadang.

Oka menyampaikan hunian rumah murah layak huni di Pacitan akan dipasarkan sesuai peraturan yakni Rp123 juta dengan uang muka 5 persen, serta Rp116 juta dengan uang muka 1 persen.

Tomi melihat kerja sama kemitraan ini dapat menjadi energi positif yang dapat diikuti pengembang lainnya anggota REI. Pengembang besar memiliki kekuatan modal sedangkan pengembang menengah dan kecil memilii pengalaman untuk membangun hunian murah.

Bahkan Hendro Gondokusumo yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Intiland Development Tbk pada kesempatan tersebut juga akan menambah areal lagi yang akan dikerja samakan untuk mendukung program sejuta rumah.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017