Lebak (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Lebak menargetkan daerah tersebut menjadi lumbung pangan nasional melalui penerapan teknologi, penyaluran bantuan, pembangunan infrastuktur irigasi juga penguatan modal.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak Kosim Ansori di Lebak, Kamis, mengatakan, potensi target lumbung pangan nasional di daerah itu cukup berpeluang karena didukung lahan luas baik areal persawahan juga lahan darat untuk mengembangkan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Selain itu juga Lebak sebagai penyangga Ibukota DKI Jakarta sehingga peluang pasar sangat terbuka.

Oleh karena itu, pemerintah daerah mendorong peningkatan produksi pangan sehingga bisa memenuhi permintaan pasar juga pendapatan ekonomi masyarakat.

"Kami optimistis Lebak bisa menjadi lumbung pangan nasional," katanya menjelaskan.

Untuk menjadi lumbung pangan nasional, pemerintah daerah menyalurkan bantuan sarana produksi (saprodi) kepada kelompok tani diantaranya pupuk, pestisida, perbaikan jaringan irigasi dan pompa.

Selain itu juga bantuan alat pertanian (alsintan) seperti traktor, mesin pengering juga pabrik pinggilan beras.

Disamping itu juga memberikan peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan maupun bimbingan teknis (bintek) serta penguatan modal.

Begitu juga menerapkan rekayasa teknologi bidang pertanian,perkebunan, peternakan dan perikanan dengan menggunakan benih unggul bersertifikat, pupuk berimbang dan teknik budidaya.

Bahkan, sektor peternakan melayani sistem penyuntikan Inseminasi Buatan (IB) guna meningkatkan populasi ternak kerbau dan sapi.

Produksi ternak kerbau bahwa Kabupaten Lebak masuk lima besar tingkat nasional dengan populasi sekitar 33.220 ekor.

Begitu juga produksi pangan sejak tiga tahun terakhir sebagai sentra lumbung pangan di Provinsi Banten.

Berdasarkan produksi beras Kabupaten Lebak sampai November 2017 mencapai 235.453 ton atau surplus selama 12 bulan ke depan.

Dari produksi 235.453 ton beras untuk kebutuhan konsumsi warga Kabupaten Lebak berjumlah 1,2 juta jiwa sampai November tercatat 94.214 ton.

Sementara kebutuhan konsumsi beras per tahun 140.000 ton atau rata-rata 114 kilogram per kapita per tahun dan jika per bulan 11.777 ton.

Sisanya produksi beras Kabupaten Lebak sampai Agustus mencapai 141.239 ton, mencukupi kebutuhan konsumsi beras selama 12 bulan ke depan.

"Kita produksi pangan beras dan ternak kerbau bisa memasok ke wilayah Bogor, Sukabumi, Jakarta hingga Lampung," katanya.

Ia juga mengatakan, pihaknya menjalin kerja sama dengan stakeholder dengan melibatkan TNI, Perum Bulog dan gabungan kelompok tani (gapoktan).

Kerja sama itu tentu untuk mendukung kebijakan pemerintah untuk merealisasikan program swasembada pangan.

Sebab Kabupaten Lebak merupakan daerah penyumbang terbesar sektor pertanian pangan. Karena itu, pihaknya berharap pada era pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Kabupaten Lebak menjadi lumbung pangan nasional.

"Kami yakin produksi pangan tahun ke tahun meningkat karena adanya intervensi bantuan pemerintah itu," ujar dia.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan gerakan percepatan tanam harus dilakukan petani setiap musim tanam guna mendukung produksi pangan.

Pihaknya menargetkan musim tanam tahun 2017 seluas 115.000 hektare sehingga bisa menghasilkan produksi gabah mencapai 620.000 ton dan jika dikonversikan beras mencapai 338.000 ton setara beras.

Produksi beras sebanyak itu dipastikan surplus hingga tahun 2018.

Keberhasilan petani Kabupaten Lebak dalam menggenjot produksi pangan juga bisa memenuhi ketersediaan beras untuk masyarakat lokal.

Selain itu juga memberikan sumbangan pangan kepada Provinsi Banten juga Nasional.

"Kami terus bekerja keras agar Lebak bisa surplus pangan," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017