Lebak (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalokasikan anggaran sebesar Rp15 miliar untuk tunjangan insentif guru  honorer di tingkat SD dan SMP.

"Pemberian tunjangan dana insentif bagi guru honorer itu merupakan kepedulian pemerintah daerah," kata Bupati Lebak Iti Octavia saat menghadiri acara Halalbihalal PGRI di Lebak, Senin.

Pemerintah daerah berkomitmen untuk memajukan bidang pendidikan guna mendukung percepatan pembangunan daerah.

Saat ini, Kabupaten Lebak masuk daerah tertinggal sehingga pendidikan menjadikan skala prioritas.

Untuk membangun dunia pendidikan,pihaknya telah menerbitkan peraturan daerah (perda) nomor 04 tahun 2010 tentang wajib pendidikan selama 12 tahun.

Artinya, kata dia, warga Kabupaten Lebak wajib memiliki pendidikan selama 12 tahun.

Selain itu juga menyalurkan tunjangan dana insentif para guru honerer agar mereka lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar.

"Kami berharap dana insentif itu bisa meningkatkan kesejahteraan guru honor," katanya.

Menurut Bupati, pemerintah daerah juga mengoptimalkan peningkatan kompetensi guru honorer agar memahami ilmu pedagogik atau ilmu kependidikan.

Sebab, banyak guru honorer itu lulusan pendidikan mereka bukan latarbelakang kependidikan.

Karena itu, mereka guru honorer ditingkatkan kompetensinya melalui worskhop pendidikan dan pelatihan (diklat), pengembangan karya tulis ilmiah, kompetensi sosial, dan lainnya.

Peningkatan kompetensi guru itu menjadikan tuntutan guna meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Lebak.

"Semua guru honorer itu wajib mengikuti kompetensi kependidikan agar mampu mentransper mata pelajaran kepada peserta didik," katanya.

Bupati mengatakan, Kabupaten Lebak hingga kini kekurangan sekitar 4.000 guru berstatus pegawai aparat sipil negara (ASN) mulai jenjang SD/SMP dan SMA/SMK.

Akibat kekurangan guru itu maka pengelola sekolah terpaksa merekrut guru honorer.

Pengangkatan guru honorer itu guna mengatasi kekurangan guru yang sudah berlangsung puluhan tahun lalu.

Pengangkatan guru honorer itu diharapkan seluruh sekolah sudah terisi guru.

Apalagi, lanjut dia, sekolah di daerah terpencil tenaga pengajar hanya dua orang berstatus ASN dengan jumlah rombongan belajar ratusan siswa.

"Kami minta guru honor bersabar untuk menjadi pegawai ASN dan pemerintah daerah memberikan tunjangan insentif untuk kesejahteraan mereka," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi Hidayat mengatakan akibat kekurangan tenaga pendidik tersebut maka pelayanan pendidikan belum maksimal.

Selain itu juga kekurangan tenaga pendidik berdampak terhadap mutu pendidikan.

Kekurangan guru itu merupakan masalah serius yang harus segera diatasi, karena guru sangat menentukan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) dan sumber daya manusia (SDM).

"Kami minta kekurangan tenaga guru itu agar ada pengangkatan status pegawai ASN," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017