Lebak  (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten optimistis daerahnya kelak menjadi lumbung jagung sehingga mampu menjadi salah satu pemasok pemenuhan kebutuhan nasional.

"Kami yakin, Lebak pada masa mendatang mampu berkontribusi pada stok jagung nasional, sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor komoditas tersdebut," kata Kepala Seksi Perselia Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dadan Firdaus di Lebak, Sabtu.

Pemerintah Provinsi Banten pada 2017 menerima bantuan dari Program Upaya Khusus (Upsus) Tanaman Jagung seluas 87.000 hektare.

Bantuan tersebut untuk meningkatkan produksi jagung di Tanah Air.

Bantuan jagung tersebut untuk kelompok tani di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangsel.

Penyaluran bantuan dari Upsus Jagung terbesar ke Kabupaten Lebak, untuk 30.000 hektare.

Di Kabupaten Lebak terdapat lahan cukup luas baik milik masyarakat, BUMN dan perusahaan swasta.

Program Upsus Jagung juga menyalurkan bantuan sarana produksi (saprodi) berupa pupuk organik dan nonorganik.

Bantuan bibit jagung unggul dan berlabel disalurkan melalui Dinas Pertanian setempat.

Menurut Dadan, penyaluran benih jagung hibrida jenis NK 212, Pioner dan Metro dengan masa panen selama 90 hari.

Pengembangan tanaman jagung tersebut cocok dibudidayakan di lahan darat maupun persawahan.

Program Upsus Jagung digulirkan oleh Kementerian Pertanian agar Indinesia bisa berswasembada jagung sehingga tidak mengimpor lagi.

Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pihaknya menargetkan produksi jagung tahun 2017 sebanyak 210.000 ton dengan luas tanam 30.000 hektare tersebar di 28 kecamatan di daerah itu.

Para petani yang mendapat bantuan program Upsus pertanian jagung dengan menerima benih jagung sebanyak 15 kilogram per hektare dengan pupuk urea 50 kilogram per hektare.

Berdasarkan pemantauan di lapangan saat ini, jagung hibrida yang ditanam petani tumbuh begitu subur dan hijau.

Bahkan, petani Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana sudah panen seluas 300 hektare.

Jagung hasil panen itu ditampung oleh Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Provinsi Banten.

Petani di Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak mengatakan, kini mengembangkan budi daya  jagung hibrida untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal yang selama ini masih didatangkan dari luar daerah.

Penaman jagung jenis varietas NK 212 tersebut  memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani seluas 20 hektare.

"Kami saat ini mengembangkan tanaman jagung seluas dua hektare bantuan program Upsus," kata Memed (50), seorang anggota Kelompok Tani di Kecamatan Gunungkencana.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017