Lebak  (Antara News) - Perum Bulog Divisi Regional DKI Jakarta-Banten siap menampung produksi jagung petani Provinsi Banten guna mendukung swasembada pangan.

"Kita sudah menampung jagung petani Banten sebanyak 40 ribu ton," kata Kepala Perum Bulog Divre DKI Jakarta-Banten Mansur saat menghadiri panen perdana jagung di Desa Bulakan, Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Rabu.

Perum Bulog berkomitmen untuk mendukung swasembada pangan yang digulirkan Kementerian Pertanian dengan menampung produksi jagung petani.

Saat ini, produksi jagung di Provinsi Banten luar biasa dengan tanam sekitar 87 ribu hektare melalui program upaya khusus jagung.

Bahkan, diantaranya Kabupaten Lebak seluas 30.000 hektare, sehingga kebutuhan jagung bisa terpenuhi untuk kebutuhan nasional.

Karena itu, Perum Bulog siap menampung produksi jagung petani dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp3.150 per kilogram dengan kadar air 15 persen.

"Kami minta petani terus mengembangkan tanaman jagung karena Bulog siap menampung produksi jagung itu," katanya.

Menurut dia, saat ini andalan jagung di Provinsi Banten yakni Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang karena didukung lahan luas.

Mereka petani bisa mengembangkan tanaman jagung di lahan milik, Perum Perhutani, PTPN juga lahan-lahan tidur lainnya.

Selain itu juga gerakan penanaman jagung melibatkan stakeholder TNI, Bulog, PTPN dan Perum Perhutani.

Saat ini, ujar dia, produksi jagung di Perum Bulog DKI Jakarta-Banten sudah mencapai 40 ribu ton dan kemungkinan akhir Desember 2017 terus bertambah.

"Kami yakin tingkat pendapatan petani jagung meningkat sehingga kehidupan mereka lebih sejahtera," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pemerintah daerah terus menjalin kerja sama dengan perusahaan ternak maupun Perum Bulog untuk menampung jagung petani.

Saat ini, petani Kabupaten Lebak mendapat bantuan program upsus seluas 30.000 hektare.

Namun, realisasi tanam hingga saat ini mencapai 3.600 hektare dan sisanya seluas 26.000 hektare belum terealisasikan.

Diperkirakan gerakan tanam jagung dilanjutkan pada September mendatang karena curah hujan dipastikan meningkat.

Mereka petani menerima bantuan program upsus jagung sebanyak 15 kilogram per hektare dengan pupuk urea 50 kilogram per hektare.

Benih jagung hibrida varietas NK 212 sangat cocok ditanam di wilayah Kabupaten Lebak.

Bahkan, petani Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana seluas 300 hektare dari angka tanam 700 hektare sudah dipanen perdana.

"Semua produksi jagung petani itu ditampung oleh pabrik ternak unggas Balaraja Tangerang berupa pipilan dengan harga Rp4.600 per kilogram," katanya.

Ketua Kelompok Tani Giri Mukti Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak Wawan mengatakan petani di sini mengembangkan tanaman jagung sebanyak 350 petani dan mereka menanam seluas 700 hektare di lahan Perum Perhutani dengan tanam tumpang sari.

Saat ini, kata dia, petani jagung yang dipanen perdana seluas 300 hektare dari tanam Mei 2017 diperkirakan menerima keuntungan sekitar Rp16 juta per hektare selama 90 hari setelah tanam.

Produksi jagung di sini rata-rata lima ton pipilan sehingga bisa menghasilkan produksi 1.5000 ton dari panen perdana seluas 300 hektare.

"Kami sangat terbantu dengan panen jagung perdana itu," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017