Lebak  (Antara News) - Petani jagung di Kabupaten Lebak, Banten mampu memenuhi pasar domestik dengan menerima bantuan program upaya khusus (upsus) yang digulirkan Kementerian Pertanian seluas 30.000 hektare.

"Kami optimistis Lebak menjadi sentra lumbung jagung sehingga dapat menyumbangkan ketersediaan pangan nasional," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun)  Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Selasa.

Pemerintah daerah mendorong petani agar mengembangkan pertanian jagung guna memenuhi pasar domestik sehubungan diberlakukan "moratorium" atau penghentian sementara impor jagung.

Pemberlakuan moratorium itu menjadikan peluang bagi petani lokal untuk meningkatkan produksi sehingga bisa memenuhi permintaan pasar nasional.

Selain itu juga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi petani sehingga bisa memutus mata rantai kemiskinan dan pengangguran.

Karena itu, Kementerian Pertanian menggulirkan program bantuan upsus jagung agar memenuhi permintaan pasar domestik.

Petani Kabupaten Lebak pada program upsus itu menerima bantuan seluas 30.000 hektare.

Selain itu juga bantuan sarana produksi (saprodi) berupa pupuk organik dan non-organik.

Bantuan bibit jagung unggul dan berlabel disalurkan melalui UPT Pertanian di 28 kecamatan.

"Kami yakin Lebak ke depan bisa menyumbangkan produksi jagung nasional dan tidak perlu lagi impor," katanya menjelaskan.

Menurut Dede, pihaknya meminta petani terus mengembangkan perluasan budidaya tanaman jagung guna mendukung ketahanan pangan nasional dan peningkatan pendapatan ekonomi petani.

Sebetulnya, Kabupaten Lebak berpeluang dijadikan sentra jagung karena didukung lahan luas baik daratan maupun persawahan.

Bahkan, banyak lahan-lahan telantar milik swasta, BUMN, TNI, Polri, Perum Perhutani, Perkebunan dan perorangan bisa dimanfaatkan dengan tanam jagung tersebut.

Pihaknya menargetkan produksi jagung rata-rata tujuh ton per hektare dan jika dikalkulasikan seluas 30.000 hektare maka menyumbangkan produktivitas jagung sebanyak 210.000 ton.

"Pengembangan tanaman jagung itu tentu ke depan menjadikan andalan ekonomi petani," ujarnya.

Untuk panen perdana jagung Menteri Pertanian Amran Sulaeman dijadwalkan memanen jagung hibrida di Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak seluas 300 hektare dari angka tanam 700 hektare.

Panen perdana jagung tersebut sudah ditampung oleh pabrik pakan ternak berupa pipilan dengan harga Rp4.600/Kg.

Diperkirakan pendapatan petani bisa meraup keuntungan bersih sekitar Rp20 juta per hektare setelah dipotong biaya produksi jika harga Rp4.600/Kg.

"Kami mendorong petani terus mengembangkan budi daya jagung guna memenuhi pasar domestik juga peningkatan ekonomi keluarga," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017