Lebak (Antara News) - Peternakan kerbau di Kabupaten Lebak, Banten, menjadikan unggulan ekonomi masyarakat di daerah ini dengan populasi mencapai 33.250 ekor tersebar di 28 kecamatan.

"Kami menetapkan peternakan kerbau menjadikan produk unggulan daerah," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Iman Santoso di Lebak, Sabtu.

Pemerintah daerah terus meningkatkan populasi kerbau melalui rekayasa teknologi inseminasi buatan (IB) dengan membuka posko pelayanan di tiga kecamatan.

Posko pelayanan IB itu tersebar di Kecamatan Sajira, Wanasalam dan Panggarangan guna mendukung swasembada daging kerbau 2018.

Selama ini, permintaan daging kerbau di pasaran cukup tinggi sehingga pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan populasi.

Mereka para peternak di Kabupaten Lebak masih menganggap ternak kerbau dijadikan usaha sampingan.

Karena itu, pihaknya terus melakukan pembinaan usaha juga peningkatan jumlah populasi melalui IB itu.

"Kami optimistis tahun ini peternakan kerbau menjadikan produk unggulan ekonomi masyarakat selain hasil pertanian,¿ katanya.

Menurut dia, jumlah populasi kerbau sebanyak 33.250 ekor itu sudah masuk kategori swasembada daging di Kabupaten Lebak.

Bahkan, setiap hari ternak kerbau bisa memasok kebutuhan daging kerbau ke luar daerah seperti Tangerang, Jakarta dan Bogor.

Pengembangan ternak kerbau di Kabupaten Lebak sangat potensial juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat.

"Kami tahun ke tahun terus meningkatkan populasi kerbau karena menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat,"  ujarnya.

Iman menyebutkan, jenis peternakan kerbau yang dikembangkan warga Kabupaten Lebak berjenis kerbau lumpur dan berat badannya bisa mencapai 500-600 kilogram dengan harga kisaran Rp15 juta ¿ Rp25 juta per ekor.

Namun demikian, sebagian besar pengembangan ternak kerbau tersebut masih dijadikan sumber tabungan juga membantu pekerjaan di sawah.

Selama ini, teknik budidaya kerbau yang ada di masyarakat sangat tradisional dan perlu adanya peningkatan sumber daya peternak.

Peternak kerbau di sini masih memanfaatkan rumput sebagai sumber makanan, sehingga pertumbuhan populasi kerbau cukup lambat.

"Kami kedepan akan mengembangkan teknik budidaya peternakan kerbau sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan warga," katanya.

Sobur (50) seorang petani warga Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya sudah puluhan tahun mengembangkan budidaya peternakan kerbau sehingga bisa menghidupi keluarga bahkan membangun rumah.

Sebelumnya, dirinya mengembangkan peternakan kerbau sebanyak tiga ekor, namun 10 tahun kedepan menjadi bertambah hingga 20 ekor.

"Kami setiap tahun jumlah populasi peternak kerbau dari keturunanya bertambah antara dua sampai tiga per ekor," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017