Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Provinsi Banten fokus tidak hanya berupaya menurunkan angka kasus stunting tetapi mencegah agar tidak ada kasus baru yang muncul.

"Maka dari itu kita mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam mengatasi stunting ini. Termasuk juga membentuk kader anti anemia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dr Allin Hendalin Mahdaniar dalam keterangannya di Tangerang, Minggu. 

Upaya lain yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangsel adalah aksi memberikan pemahaman kesehatan dari Posyandu hingga sekolah.

Dia menjelaskan, kegiatan di 140 posyandu adalah peningkatan kapasitas kader untuk bisa memasak makanan pendamping ASI yang kaya akan protein, biaya murah tetapi sehat.

Kemudian ke 140 sekolah dilakukan aksi bergizi dari sarapan bersama, hingga minum tablet tambah darah, serta aktivitas fisik. "Harapan kami pemahaman ini bisa disebarluaskan," katanya.

Baca juga: Turunkan stunting, Dinkes Kota Tangerang tingkatkan imunisasi balita

Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menegaskan komitmennya dalam penurunan angka stunting di Tangerang Selatan dari sembilan persen menjadi tujuh persen.

"Kita harapkan tahun 2024 ini walaupun ini belum keluar nih rilisnya dari Kementerian Kesehatan ya, saya harap tujuh persenan gitu, turun segitupun itu pekerjaan yang tidak ringan. Mudah-mudahan seperti itu. Intinya adalah membangun kesadaran kolektif di tengah masyarakat untuk meningkatkan gizi, menjaga gizi, dan memperbaiki gizi," katanya.

Ia menuturkan, fokus penurunan tersebut juga dilakukan melalui peran strategis para remaja dengan program Doremifasolasido (Duta Remaja Anti Anemia, Fahami Sobat Langkah Awal Sehat Dari Diri Sendiri).

"Mereka bekerja untuk menyosialisasikan stunting, pil tambah darah, olahraga, makanan seimbang bagi teman sebaya. Sasarannya adalah memang anak remaja, karena anemia banyak yang mengena pada remaja," katanya.

Ia berharap Duta Remaja dapat memberi motivasi kepada remaja putri untuk mengonsumsi makanan bergizi sebagai bagian dari rutinitas mereka.

“Makanan yang bergizi, tentunya bukan sekadar makan kenyang tapi bergizi. Karena nanti mereka mendapatkan penjelasan dari ahli gizi kita,” katanya.

Baca juga: Kadinkes: konsumsi protein hewani bisa turunkan risiko stunting
 

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024