Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia menggelar kegiatan Satria Hutan Indonesia dalam ajang memfasilitasi mahasiswa yang berminat dalam kegiatan alam bebas dan mengenal medan hutan dan gunung di Indonesia 

Ketua Pelaksana Satria Hutan Indonesia Magkma dalam keterangannya mengatakan kegiatan Satria Hutan Indonesia bertujuan agar para pemuda Indonesia bisa sadar tentang kewajiban menjaga kelestarian hutan. 

Satria Hutan Indonesia, berfokus pada isu perubahan iklim yang ekstrim dan berdampak jangka panjang pada suhu dan pola cuaca akibat dari kerusakan hutan. 

Para Satria Hutan Indonesia memulai eksplorasinya di tanah Bengkulu, Bumi Rafflessia. Tim yang terdiri atas 42 orang Satria ini telah melakukan eksplorasi Hutan Lindung Bukit Daun selama 11 hari sejak 16-27 Januari 2024. Sebelum melakukan pendakian, peserta telah melakukan pelatihan secara intensif selama lima bulan lamanya terhitung sejak Agustus 2023 lalu.

Baca juga: Warga Badui pasarkan madu hutan dengan jalan kaki puluhan kilometer

Selama eksplorasi, tim Satria Hutan Indonesia akan mengamati dampak deforestasi di wilayah Hutan Lindung Bukit Daun di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu yang sejauh ini sudah terdampak deforestasi seluas 3.096 hektar.

Selain itu, untuk mendukung penjagaan dan pelestarian Hutan Lindung Bukit Daun ini dilakukan pengamatan terhadap flora dan fauna endemik yang masih ada dan tersebar di dalam salah satu hutan tropis Bengkulu Utara tersebut.

Perlu diketahui Hutan Lindung Bukit Daun ini tercatat dalam SK Menteri nomor 784/Menhut-II/2012 memiliki wilayah seluas 4762 hektar. oleh karena itu Hutan Lindung Bukit Daun dianggap sebagai hutan penyangga yang bermanfaat mendukung kehidupan masyarakat sekitar, khususnya Desa Sumber Rejo, daerah perbatasan Hutan Lindung Bukit Daun, yang menjadi titik awal kegiatan.

“Memang kami pilih Hutan Lindung Bukit Daun ini karena dikenal sebagai penyangga hidrologi bagi lima kabupaten di sekitarnya" ujarnya.

Baca juga: LKBN ANTARA raih Penghargaan Pentahelix dari Universitas Indonesia

Selain mengenalkan fungsi Hutan Lindung, Mapala UI juga kembali mengusung tema perjalanan netral karbon yakni pendakian dengan rendah emisi karbon serta mendukung program pengelolaan kembali atas sampah yang dihasilkan. 

"Di sini peran Satria Hutan Indonesia menggerakkan upaya bersama bergotong royong melahirkan anak muda Indonesia yang peduli terhadap alam sebagai bentuk kewajiban dalam bermasyarakat. Seruan dalam kegiatan ini juga dipicu oleh keseriusan Mapala UI, dalam mengikuti komitmen global terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," papar Magkma.

Ketua Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Wilayah III Bukit Daun Bengkulu Yudi Riswanda mengimbau kepada pendaki untuk berhati - hati karena lokasi pendakian hutan tropis yang masih asri dan masih rapat hutannya. "Jangan takabur karena masih banyak juga beberapa satwa di dalam sana," katanya.

Sugeng Rianto selaku Kepala Desa Sumber Rejo meminta kepada peserta pendakian menjaga etik dan etika baik pada manusia maupun pada alam. “Mohon dijaga apa yang ada di hutan flora dan faunanya agar alam tetap lestari," ujarnya.

Untuk menjaga keamanan para Satria Hutan Indonesia, Mapala UI juga bersinergi dengan Kepolisian Resor Kecamatan Argamakmur dengan mengirimkan personil Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).

"Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Jangan sampai terjadi ketersinggungan dengan warga maupun alam,” ujar Bhabinkamtibmas, Sutrisno.

Baca juga: Rano Karno beri motivasi mahasiswa baru Universitas Faletehan

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024