Cilegon (Antara News) - PT Krakatau Osaka Steel (KOS) perusahaan patungan Osaka Steel Co. Ltd (80 persen) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk meresmikan pabrik yang berlokasi di Cilegon Banten berkapasitas 500.000 ton per tahun produk baja tulangan, baja profil, dan flat bar.

"Baja tulangan, baja profil dan flat bar banyak dipergunakan untuk pekerjaan struktur sipil di sektor konstruksi dan infrastruktur," kata Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Mas Wigranto Roes Setyadi pada acara peresmian, Kamis.

Ikut hadir dalam acara tersebut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur Banten Wahidin Halim, Wali Kota Cilegon Tb Iman Ariyadi, serta beberapa tamu undangan lainnya.

PT KOS memulai pembangunan pabriknya di kawasan industri Krakatau Cilegon pada Maret 2015 serta menyelesaikan pekerjaannya pada Desember 2016, serta 25 Januari 2017 pabrik ini mulai beroperasi secara komersial.

Seluruh produk KOS meliputi baja tulangan, baja profil, baja C (Channel) sudah mendapatkan sertifikasi dari SNI , serta sudah memenuhi standar internasional untuk ukuran, panjang, ketebalan, dan kelurusan.

PT KOS akan memasok produk baja profil berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan menara transmisi listrik, dan struktur baja lainnya.

Untuk pembangunan jalan tol dan perkeretaapian, PT KOS memproduksi dan merekomendasikan penggunaan baja tulangan 550 yang dapat meningkatkan kemampuan dan menghemat masa konstruksi. Produk ini merupakan tulangan yang sangat tebal berdiameter 50 mm.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada kesempatan tersebut berharap, hadirnya industri baja di Indonesia dapat meningkatkan kontribusi sektor industri terhadap PDB yang ditargetkan terus meningkat dari 18,2 persen tahun 2016 menjadi 30 persen tahun 2035.

Hal ini sejalan dengan pertumbuhan industri non migas dan manufaktur yang tahun 2017 diharapkan memberikan kontribusi 5,5 dan 18,7 persen terhadap PDB, kata Airlangga.

Airlangga menjelaskan Kementerian Perindustrian memiliki enam kebijakan industri nasional yang meliputi pemberdayaan SDM di sektor industri melalui pendidikan vokasi, penguatan struktur industri melalui optimalisasi rantai nilai, insentif bagi industri berbasis tenaga kerja dan berorientasi ekpor, pengembangan industri kecil menengah berbasis digital, pengembangan industri berbasis sumber daya alam, serta pengembangan zona industri di luar Jawa

Airlangga juga mengatakan perlunya memperkuat industri baja sebagai tulang punggung kegiatan sektor industri lainnya seperti permesinan, suku cadang, otomotif, maritim, dan elektronik. Juga untuk komponen utama sektor manufaktur seperti bangunan jalan, jembatan, telekomunikasi, dan lainnya.

Menteri juga menjelaskan anggaran pemerintah untuk infrastruktur naik di ata 80 persen untuk tahun depan mencapai Rp387,3 triliun, sehingga dapat mendorong industri baja.

Menteri juga mengungkapkan permintaan baja (crude steel) mencapai 14 juta ton, Indonesia masih mengimpor 8 juta ton karena industri baja domestik baru dapat memproduksi 6 juta ton. Diharapkan kapasitas produksi baja dapat mencapai 12,9 juta ton tahun 2020 dan menjadi 26,1 juta ton tahun 2025.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017