Lebak  (Antara News) - Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak Asep Sunandar mengatakan santri harus memiliki wawasan ekonomi kreatif untuk menumbuhkan perekonomian, kemandirian juga menciptakan lapangan kerja.

"Kami minta semua santri yang menimba ilmu agama di pondok pesantren memiliki wawasan ekonomi kreatif," kata Asep Sunandar saat dihubungi di Lebak, Senin.

Ponpes sangat strategis untuk diberikan penguatan wawasan potensi ekonomi kreatif sehingga santri kelak kedepan mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Saat ini, sumber potensi usaha di Kabupaten Lebak cukup besar karena memiliki kekayaan alam yang melimpah, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan pariwisata.

Potensi usaha itu merupakan peluang para santri agar mampu mengembangkan ekonomi kreatif.

Apalagi, Kabupaten Lebak sebagai daerah penyangga ibu kota sehingga berpeluang merebut pasar DKI Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi.

"Kami optimistis pengembangan ekonomi kreatif dipastikan Lebak menjadi daerah produsen," katanya.

Asep mengatakan, saat ini jumlah ponpes Kabupaten Lebak tercatat 1.122 unit dan 16 unit dikelola secara modern.

Ponpes itu difokuskan  pembelajaran nilai-nilai pendidikan keagamaan seperti tafsir Alquran, hadits, fiqih, bahasa Arab, akhlak, akidah, dan sejarah Islam.

Namun, Kemenag Lebak juga mengoptimalkan pelatihan-pelatihan kerajinan usaha agar kehidupan santri bisa mandiri sehingga bisa menumbuhkan ekonomi dan penyerapan lapangan pekerjaan.

Pelatihan kerajinan itu antara lain usaha budidaya perikanan, kerajinan bambu, jamur tiram, abon ikan, perajin batik dan aneka makanan.

Selain itu memberikan ketrampilan, diantaranya perbengkelan, pertukangan dan menjahit.

Disamping itu juga instansi lain, seperti Dinas Koperasi dan UKM setempat juga memberikan pelatihan perkoperasian.

Selama ini, kata dia, santri yang belajar di ponpes memiliki kemampuan luar biasa karena mereka rata-rata usia produktif, sehingga mereka tinggal diarahkan dengan diberikan beragam pelatihan.

Bahkan, saat ini pelaku ekonomi didominasi usia produktif karena memiliki semangat tinggi untuk mencetak kemandirian.

"Kami yakin jika santri memiliki wawasan ekonomi kreatif dipastikan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," katanya.

Ketua Pondok Pesantren Darul Qoriin Desa Aweh, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Endoh Mahfudoh mengaku semua santri di sini menggeluti pelaku ekonomi kreatif dengan mengembangkan usaha kerajinan makanan olahan, seperti produk opak, rangginang, peyeum ketan hitam, kripik pisang, nasi timbel, gipang, kue cincin, simpring, emping jengkol dan baso ikan.

Produksi mereka dijual ke sejumlah daerah di Kabupaten Lebak, bahkan menembus Jakarta.

Mereka mengembangkan usaha kerajinan itu dengan nilai investasi sekitar Rp2 juta per anggota.

Perkembangan usaha mereka begitu pesat dan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan menyerap lapangan pekerjaan.

"Kami terus mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif karena dapat meningkatkan kesejahteraan para santri," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017