Lebak (Antara News) - Objek wisata budaya masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak dua hari terakhir dipadati pengunjung dari berbagai daerah di tanah air.

"Kami datang ke sini bersama rombongan ingin mengetahui kehidupan masyarakat Badui," kata Lutfi (20) wisatawan dari Kabupaten Tarakan Provinsi Kalimantan Barat saat ditemui di permukiman Badui, Kamis.

Pihaknya bersama rombongan sebanyak 20 orang itu mendatangi objek wisata budaya masyarakat Badui untuk mengisi liburan lebaran.

Momentum liburan lebaran itu dimanfaatkan dengan mendatangi kehidupan masyarakat Badui secara langsung di permukiman mereka.

Sebab, dirinya mengetahui kehidupan masyarakat Badui hanya dari informasi media.

Dimana kehidupan masyarakat Badui menolak kehidupan modernisasi, seperti di permukiman tidak diperbolehkan jalan aspal, jaringan listrik dan penggunaan peralatan elektronika.       Selain itu juga masyarakat Badui Dalam jika berpergian harus berjalan kaki tanpa menggunakan angkutan kendaraan.

"Kami sangat senang bisa bertemu masyarakat Badui yang masih mempertahankan adat leluhur mereka itu," katanya.

Handoyo (20) seorang pengunjung warga Jakarta mengaku dirinya bersama teman-teman sudah dua hari menginap di permukiman masyarakat Badui.

Di samping itu juga semangat dan optimisme terpancar dalam diri mereka, terutama untuk mencari penghidupan dalam mempertahankan ketahanan pangan.

"Kita harus penuh belajar kepada orang-orang Badui yang bekerja keras untuk ketahanan ekonomi keluarga juga mencintai alam," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Hayat Syahida mengatakan selama ini pariwisata budaya masyarakat Badui mejadikan ikon Kabupaten Lebak karena tidak terdapat suku asing di Pulau Jawa.

Karena itu, pemerintah daerah terus membangun jalan menuju objek wisata budaya Badui dari Rangkasbitung hingga Ciboleger atau pintu gerbang masuk kawasan Badui.

Para pengunjung ke kawasan permukiman Baduy tidak dibebani retribusi oleh pemerintah daerah.

"Kami memberikan kemudahan bagi wisatawan yang berkunjung ke Badui dengan tidak memungut biaya," katanya.

Mantan Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak yang juga pemuka tokoh amsyarakat Badui Jaro Dainah mengatakan saat ini para pengunjungitu dari berbagai daerah di wilayah Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.

Kebanyakan pengunjung yang datang ke Baduy dari kalangan mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum.

Diperkirakan selama dua hari terakhir sekitar 4.500 orang mengunjungi kawasan Badui.

Pengunjung wisata datang ke sini bersama rombongan perguruan tinggi, sekolah, pramuka, peneliti dan kalangan keluarga.

"Saya yakin dengan meningkatnya pengunjung akan membantu pendapatan ekonomi Badui," katanya.

Santa (45), warga Badui Luar mengaku dirinya setiap hari kedatangan wisatawan yang ingin sekedar mengobrol tentang kehidupan masyarakat Badui.

Para pengunjung tersebut mereka menginap di rumah-rumah penduduk untuk mengetahui kehidupan masyarakat Badui.

"Kami sangat terbuka untuk menerima kunjungan wisatawan itu," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017