Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kepada Menteri Perhubungan untuk menerapkan standar yang sama terhadap semua terminal di Indonesia.
Hal tersebut dikemukakan presiden ketika meresmikan empat terminal, yakni Terminal Purworejo di Kabupaten Purworejo, Terminal Mendolo di Kabupaten Wonosobo, Terminal Purboyo di Kota Madiun, dan Terminal Patria di Kota Blitar, dari Purworejo, Jawa Tengah, Selasa.
"Saya minta Pak Menteri Perhubungan di kota-kota yang lain juga mulai dilihat agar terminalnya yang bagus tidak hanya di Purworejo, tidak hanya Wonosobo, tidak hanya di Blitar, tidak hanya di Madiun, tetapi di semua kota di Tanah Air memiliki standar yang sama," kata Presiden dalam sambutannya yang dipantau secara daring dari Jakarta.
Baca juga: Presiden Jokowi lewati malam pergantian tahun di Ngarsopuro Solo
Presiden Widodo mengatakan bahwa terminal bus harus menghilangkan citra-citra lama, dan bisa mendukung peningkatan ekonomi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Mestinya yang namanya terminal bus, ya, seperti ini. Tadi saya lihat ke dalam. Kalau dahulu yang namanya terminal bus image-nya adalah preman. Ini sudah hilang, terminal bus adalah tempat pelayanan dan memberikan dukungan pada peningkatan ekonomi UMKM. Harus semuanya terlibat di dalamnya," ujarnya.
Dikatakan bahwa keberadaan transportasi massal perlu terus didorong karena saat ini kemacetan sudah ada di hampir semua kota di Indonesia, bahkan di kota kecil, karena semua orang menggunakan kendaraan pribadi.
"Keluhan-keluhan itu harus dijawab. Kita tahu di Jakarta sudah ada MRT meskipun belum selesai. Sudah ada LRT meskipun juga belum selesai. Sudah ada KRL juga masih belum cukup. Selain itu, juga kereta cepat membantu, tetapi juga baru sampai di Bandung," kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi sebut keteledoran teknis pemilu bisa berimplikasi politis
Jokowi melanjutkan, "Inilah kerja pemerintah yang kejar-kejaran dengan kemacetan-kemacetan di semua kota. Tidak mudah, tetapi kita harus berani membangun sarana dan prasarana yang mendukung transportasi massal, yang mendukung transportasi umum."
Meskipun banyak pro dan kontra dalam pembangunan transportasi, misalnya pembangunan kereta cepat, tetapi antarkota di Jawa, kata Presiden, pada suatu saat kotanya akan menyambung menjadi aglomerasi.
Presiden menekankan bahwa tanpa sektor transportasi massal yang baik, kota-kota di Jawa akan mengalami kemacetan yang parah.
"Itu bisa terjadi kalau itu tidak kita bangun. Misalnya, di Jakarta, keluar dari rumah mau ke jalan sudah mentok macet," katanya.
Kepala Negara menghargai pembangunan empat terminal oleh Kementerian Perhubungan di Purworejo, Wonosobo, Madiun, dan Blitar.
Menurut Jokowi, pembangunan empat terminal itu akan memberikan dukungan sarana dan prasarana transportasi, meningkatkan konektivitas antarkota, antarkabupaten, dan antarprovinsi.
Baca juga: Presiden Jokowi serahkan BLT El Nino di Banyuwangi
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Hal tersebut dikemukakan presiden ketika meresmikan empat terminal, yakni Terminal Purworejo di Kabupaten Purworejo, Terminal Mendolo di Kabupaten Wonosobo, Terminal Purboyo di Kota Madiun, dan Terminal Patria di Kota Blitar, dari Purworejo, Jawa Tengah, Selasa.
"Saya minta Pak Menteri Perhubungan di kota-kota yang lain juga mulai dilihat agar terminalnya yang bagus tidak hanya di Purworejo, tidak hanya Wonosobo, tidak hanya di Blitar, tidak hanya di Madiun, tetapi di semua kota di Tanah Air memiliki standar yang sama," kata Presiden dalam sambutannya yang dipantau secara daring dari Jakarta.
Baca juga: Presiden Jokowi lewati malam pergantian tahun di Ngarsopuro Solo
Presiden Widodo mengatakan bahwa terminal bus harus menghilangkan citra-citra lama, dan bisa mendukung peningkatan ekonomi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Mestinya yang namanya terminal bus, ya, seperti ini. Tadi saya lihat ke dalam. Kalau dahulu yang namanya terminal bus image-nya adalah preman. Ini sudah hilang, terminal bus adalah tempat pelayanan dan memberikan dukungan pada peningkatan ekonomi UMKM. Harus semuanya terlibat di dalamnya," ujarnya.
Dikatakan bahwa keberadaan transportasi massal perlu terus didorong karena saat ini kemacetan sudah ada di hampir semua kota di Indonesia, bahkan di kota kecil, karena semua orang menggunakan kendaraan pribadi.
"Keluhan-keluhan itu harus dijawab. Kita tahu di Jakarta sudah ada MRT meskipun belum selesai. Sudah ada LRT meskipun juga belum selesai. Sudah ada KRL juga masih belum cukup. Selain itu, juga kereta cepat membantu, tetapi juga baru sampai di Bandung," kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi sebut keteledoran teknis pemilu bisa berimplikasi politis
Jokowi melanjutkan, "Inilah kerja pemerintah yang kejar-kejaran dengan kemacetan-kemacetan di semua kota. Tidak mudah, tetapi kita harus berani membangun sarana dan prasarana yang mendukung transportasi massal, yang mendukung transportasi umum."
Meskipun banyak pro dan kontra dalam pembangunan transportasi, misalnya pembangunan kereta cepat, tetapi antarkota di Jawa, kata Presiden, pada suatu saat kotanya akan menyambung menjadi aglomerasi.
Presiden menekankan bahwa tanpa sektor transportasi massal yang baik, kota-kota di Jawa akan mengalami kemacetan yang parah.
"Itu bisa terjadi kalau itu tidak kita bangun. Misalnya, di Jakarta, keluar dari rumah mau ke jalan sudah mentok macet," katanya.
Kepala Negara menghargai pembangunan empat terminal oleh Kementerian Perhubungan di Purworejo, Wonosobo, Madiun, dan Blitar.
Menurut Jokowi, pembangunan empat terminal itu akan memberikan dukungan sarana dan prasarana transportasi, meningkatkan konektivitas antarkota, antarkabupaten, dan antarprovinsi.
Baca juga: Presiden Jokowi serahkan BLT El Nino di Banyuwangi
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024