Lebak, (Antara News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menyalurkan bantuan bagi  warga Badui yang menjadi korban kebakaran.

"Sebanyak 83 rumah hangus, dengan korban  113 kepala keluarga atau 365 jiwa. Kami menyalurkan bantuan berupa sembilan bahan pokok (sembako), peralatan dapur, tikar dan selimut," kata Kepapa Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Rabu.

Saat ini, masyarakat Badui korban kebakaran terpaksa mengungsi di tenda-tenda yang disediakan BPBD  juga sebagian tinggal bersama kerabat dan saudara.

Penyaluran bantuan bagi warga Badui yang tinggal di Pegunungan Kendeng kesulitan untuk memasuki kawasan tersebut.

Sebab, penyaluran sembako, peralatan dapur dan tikar melintasi hutan belukar dan jalan setapak penuh curam dan perbukitan.

Apabila, sedikit lengah dipastikan terjatuh ke dalam curam tersebut, namun beruntung di daerah sana tidak turun hujan.

"Kami berharap bantuan itu bisa diterima seluruh warga Badui korban kebakaran," katanya menjelaskan.

Menurut Kaprawi, kebakaran di permukiman Badui kerapkali terjadi akibat alat masak berupa tungku di simpan di atas hamparan terbuat dari bambu yang mudah terbakar.

Selain itu juga di atas tungku disimpan kayu bakar sehingga berpotensi terjadi kebakaran.

Kebiasaan peralatan tungku itu merupakan warisan adat yang tidak bisa diubah sehinggga berpeluang besar ancaman kebakaran.

Saat ini, masyarakat yang menjadi korban kebakaran menimpa Kampung Cisaban,Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.

Mereka para korban kebakaran tercatat 83 rumah hangus hingga rata dengan tanah dari 113 KK atau 365 jiwa.

Para warga korban bencana itu ditampung di tenda-tenda juga sebagian mengungsi ke tempat kerabat maupun saudaranya.

"Kami berharap rumah warga Badui yang terbakar itu bisa segera dibangun kembali," katanya.

Kaprawi mengatakan, kebakaran di permukiman kawasan Badui diduga dari salah satu rumah warga yang lupa mematikan bara api setelah memasak.

Kemungkinan bara api itu menjalar ke kayu bakar yang disimpan di atas tungku sehingga mengeluarkan api.

Peristiwa kebakaran itu, Selasa (23/5) malam dan api langsung berkobar hingga dua jam rata dengan tanah.

Sebab, kebakaran di permukiman Badui sulit dilakukan evakuasi karena tofografinya perbukitan dan pegunungan juga tidak terdapat jalan aspal.

Permukiman Badui hingga kini tidak tersentuh pembangunan jalan, jaringan listrik, rumah permanen karena dilarang adat.

Akibat kebakaran itu masyarakat Badui tidak bisa menyelamatkan perabotan rumah tangga, pakaian hingga "leuit" atau lumbung padi.

Diperkirakan kerugian kebakaran itu hingga ratusan juta rupiah dan satu warga mengalami luka ringan.

"Kami terus menyalurkan bantuan-bantuan agar warga Badui tidak kelaparan maupun serangan penyakit menular pascakebakaran," katanya.

Sejumlah warga Badui korban kebakaran mengatakan mereka lega setelah menerima bantuan sembako dan peralatan dapur dari BPBD setempat.

Namun, mereka bingung setelah rumah hangus terbakar karena tidak memiliki dana untuk kembali membangun rumah.

"Kami berharap bupati dan gubernur dapat membantu rumah warga Badui yang terbakar itu," kata Medi (45) seorang warga Cisaban Desa Kanekes Kabupaten Lebak.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017