Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Fédération Internationale de Football Association (FIFA) agar bendera Palestina diperbolehkan dikibarkan dalam kompetisi di bawah naungan asosiasi sepak bola dunia tersebut.
Menurut Erick, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin, FIFA tidak mempermasalahkan pengibaran bendera Palestina sebagai simbol dukungan pada kemanusiaan dan perlindungan HAM.
"FIFA menghargai kebebasan berekspresi, apalagi pada perlindungan HAM dan kemanusiaan. Ini terutama dalam konteks pengibaran bendera Palestina. Jadi PSSI dalam hal ini menegaskan tidak ada pelarangan apalagi sanksi," kata Erick.
Baca juga: Timnas Indonesia U-17 diharapkan beri kado istimewa di Hari Pahlawan
Erick pun mengomentari isu yang berkembang bahwa Komite Disiplin menjatuhi sanksi pada Persiraja akibat berkibarnya bendera Palestina. Menurut Erick hal itu adalah sebuah disinformasi yang disebarkan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Sebab, kata Erick, yang menjadi sorotan dalam kasus itu bukanlah bendera Palestina melainkan soal suporter melakukan pitch invasion (menerobos ke lapangan).
"Jadi tegas yang terjadi di Persiraja bukan karena ada suporter mengibarkan bendera Palestina tapi soal suporter yang melakukan pitch invasion yang hal itu tidak diperkenankan. Apalagi kita sangat ketat menerapkan standar keamanan di lapangan usai peristiwa Kanjuruhan," kata Erick.
Baca juga: Mengenal calon lawan Indonesia di Piala Dunia U-17
Senada dengan Erick, Ketua Komite Hukum PSSI Ahmad Riyadh menegaskan, pengibaran bendera Palestina bukanlah hal yang dilarang. Oleh karena itu PSSI tidak memberi sanksi melainkan aspirasi.
Riyadh mempersilakan suporter untuk menyemarakkan solidaritasnya itu di bangku dan tribun stadion. Layaknya apa yang terjadi di sejumlah liga dunia yang mana suporter sepak bola membentangkan bendera dan spanduk dukungan pada nasib Palestina.
Namun Riyadh meminta agar tidak ada suporter yang melakukan pitch invasion atau menyerbu masuk ke lapangan.
Hal ini kata Riyadh tidak diperkenankan karena melanggar peraturan dan keselamatan.
"Perlu digarisbawahi bahwa setiap bentuk pitch invasion itu dilarang. Apalagi saat ini kita sedang melakukan transformasi pasca tragedi Kanjuruhan yang mana disiplin soal kode keamanan dan keselamatan adalah hal yang mutlak. Karena itu penonton menyerbu masuk ke lapangan tidak diperkenankan," kata Riyadh menegaskan.
Baca juga: Piala Dunia U-17 dinilai dongkrak pariwisata nasional
Riyadh menjelaskan selama ini komitmen PSSI pada Palestina tak perlu diragukan. PSSI dan federasi sepak bola Palestina memiliki relasi spesial. Bahkan rutin menggelar kerja sama dan uji coba.
Bahkan yang teranyar, kata Riyadh, Ketum PSSI Erick Thohir menawarkan Indonesia sebagai kandang Palestina kala mereka menjamu Australia pada kualifikasi Piala Dunia 2026 November ini.
"Soal komitmen PSSI pada Palestina tak perlu diragukan. Seperti yang diucapkan oleh Ketum PSSI, kandang Indonesia adalah kandang Palestina juga!" ucap anggota komite eksekutif PSSI itu.
Baca juga: Bima Sakti percaya diri dengan pemain pilihannya untuk Piala Dunia U-17
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Menurut Erick, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin, FIFA tidak mempermasalahkan pengibaran bendera Palestina sebagai simbol dukungan pada kemanusiaan dan perlindungan HAM.
"FIFA menghargai kebebasan berekspresi, apalagi pada perlindungan HAM dan kemanusiaan. Ini terutama dalam konteks pengibaran bendera Palestina. Jadi PSSI dalam hal ini menegaskan tidak ada pelarangan apalagi sanksi," kata Erick.
Baca juga: Timnas Indonesia U-17 diharapkan beri kado istimewa di Hari Pahlawan
Erick pun mengomentari isu yang berkembang bahwa Komite Disiplin menjatuhi sanksi pada Persiraja akibat berkibarnya bendera Palestina. Menurut Erick hal itu adalah sebuah disinformasi yang disebarkan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Sebab, kata Erick, yang menjadi sorotan dalam kasus itu bukanlah bendera Palestina melainkan soal suporter melakukan pitch invasion (menerobos ke lapangan).
"Jadi tegas yang terjadi di Persiraja bukan karena ada suporter mengibarkan bendera Palestina tapi soal suporter yang melakukan pitch invasion yang hal itu tidak diperkenankan. Apalagi kita sangat ketat menerapkan standar keamanan di lapangan usai peristiwa Kanjuruhan," kata Erick.
Baca juga: Mengenal calon lawan Indonesia di Piala Dunia U-17
Senada dengan Erick, Ketua Komite Hukum PSSI Ahmad Riyadh menegaskan, pengibaran bendera Palestina bukanlah hal yang dilarang. Oleh karena itu PSSI tidak memberi sanksi melainkan aspirasi.
Riyadh mempersilakan suporter untuk menyemarakkan solidaritasnya itu di bangku dan tribun stadion. Layaknya apa yang terjadi di sejumlah liga dunia yang mana suporter sepak bola membentangkan bendera dan spanduk dukungan pada nasib Palestina.
Namun Riyadh meminta agar tidak ada suporter yang melakukan pitch invasion atau menyerbu masuk ke lapangan.
Hal ini kata Riyadh tidak diperkenankan karena melanggar peraturan dan keselamatan.
"Perlu digarisbawahi bahwa setiap bentuk pitch invasion itu dilarang. Apalagi saat ini kita sedang melakukan transformasi pasca tragedi Kanjuruhan yang mana disiplin soal kode keamanan dan keselamatan adalah hal yang mutlak. Karena itu penonton menyerbu masuk ke lapangan tidak diperkenankan," kata Riyadh menegaskan.
Baca juga: Piala Dunia U-17 dinilai dongkrak pariwisata nasional
Riyadh menjelaskan selama ini komitmen PSSI pada Palestina tak perlu diragukan. PSSI dan federasi sepak bola Palestina memiliki relasi spesial. Bahkan rutin menggelar kerja sama dan uji coba.
Bahkan yang teranyar, kata Riyadh, Ketum PSSI Erick Thohir menawarkan Indonesia sebagai kandang Palestina kala mereka menjamu Australia pada kualifikasi Piala Dunia 2026 November ini.
"Soal komitmen PSSI pada Palestina tak perlu diragukan. Seperti yang diucapkan oleh Ketum PSSI, kandang Indonesia adalah kandang Palestina juga!" ucap anggota komite eksekutif PSSI itu.
Baca juga: Bima Sakti percaya diri dengan pemain pilihannya untuk Piala Dunia U-17
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023