Lebak, (Antara News) - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Lebak Ratu Mintarsih mengatakan kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di daerah ini kebanyakan pelakunya orang dekat.

"Kasus kekerasan tahun ini tersangka merupakan kakek korban dan tahun 2016 seorang ayah memperkosa anak kandung sendiri," kata Mintarsih di Lebak, Kamis.

Dia mengungkapkan sebagian besar kasus kejahatan seksual yang menimpa anak-anak di Kabupaten Lebak tersangkanya orang dekat.

Kasus kekerasan seksual hingga pertengahan Mei 2017 sudah empat kasus dan diantaranya tersangka kakek yang memperkosa cucunya sendiri.

Selain itu juga seorang anak tuna rungu hamil oleh tetangganya dan pelajar diperkosa temannya.

P2TP2A melindungi para korban kekerasan seksual yang menimpa anak-anak dengan mendampingi juga mengawal proses hukum mulai dari Kepolisian hingga Pengadilan.

Selain itu juga para korban mendapat rehabilitasi agar tidak mengalami trauma maupun rasa ketakutan.

Disamping itu juga mereka para korban yang masih sekolah, tetap difasilitasi agar dapat melanjutkan pendidikannya.

"Kami minta semua elemen dapat melindungi anak-anak agar tidak menjadi korban kekerasan seksual," katanya.

Ia mengatakan penyebab tingginya kasus kejahatan seksual itu akibat perkembangan penggunaan teknologi media internet.

Selain itu juga pengaruh lingkungan sekitar juga berpengaruh terhadap terbentuknya karakter anak.

Apalagi, kata Mintarsih, pengawasan dari masyarakat, orangtua dan pemilik internet relatif lemah sehingga berpeluang anak melakukan aksi perbuatan asusila.

Saat ini, kata dia, anak begitu mudah mendapatkan akses pornografi melalui media sosial, baik facebook, twitter, telepon seluler, website internet,tayangan televisi dan lainya.

Selain itu juga lingkungan dan keluarga 'broken home' cukup mempengaruhi karakter anak.

"Kami yakin melalui pendekatan religius dan cerdas dapat mendorong anak tidak berperilaku melakukan perbuatan yang merusak moral," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017