Lebak, (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Lebak mendorong badan usaha milik desa (BUMDes) menjadi pelopor terbentuknya desa mandiri sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat.

"Kami optimistis BUMDes itu bisa menyediakan lapangan pekerjaan dan bisa mengendalikan urbanisasi," kata Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lebak Dede Sutisna di Lebak, Selasa.

Pemerintah daerah terus mengoptimalkan pembinaan kepada aparat desa agar setiap desa memiliki BUMdes guna menjadikan desa mandiri.

Pendirian BUMDes itu dapat menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sehingga meminimalkan pengangguran dan kemiskinan.

Saat ini, BUMDes sudah berdiri di 124 dari 340 desa di Kabupaten Lebak. Pihaknya menargetkan pada tahun 2017 seluruh desa sudah memiliki BUMDes.

Menurut dia, kehadiran BUMDes dapat memunculkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan.

"Kami berharap pendirian BUMDes yang dananya berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD) dapat menopang ekonomi masyarakat," katanya.

Menurut Dede, pemilihan bisang usaha BUMDes itu dikembalikan kepada masing-masing desa tergantung keinginan masyarakat.

Kebanyakan BUMDes mengelola usaha sesuai dengan potensi yang ada di desa, seperti kerajinan tangan, makanan olahan, jamur tiram, wisata, bank sampah, pertanian, perkebunan dan perikanan.

Bahkan, BUMDes yang mengelola destinasi wisata Pantai Sawarna di Kecamatan Bayah, Pusat Kerajinan Sale Pisang Kecamatan Cilograng dan Plaza Komoditas di Kecamatan Cibadak dinilai berhasil.

"Kami tidak terbayang jika BUMDes itu bisa melahirkan desa mandiri maka pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan menjadi lebih baik sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan," katanya.

Ia mengharapkan BUMDes yang dikelola desa ke depan bisa menjalin kerja sama dengan perbankan untuk menerima penguatan modal melalui dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun lembaga perbankan lainnya.

Menurut dia, pengembangan usaha itu sangat membutuhkan penguatan modal.

"Kami berharap BUMDes bisa kerja sama dengan bank pemerintah agar dapat memanfaatkan program KUR karena pengembalian bunga relatif kecil," katanya.

Kepala Desa Kadu Agung Barat Mukti Ali mengatakan saat ini produksi jamur tiram yang dikelola BUMDes relatif kecil dan hanya dipasarkan di sekitar lingkungan warga juga pedagang keliling.

Pengembangan usaha jamur tiram itu memerlukan modal agar bisa dapat memenuhi permintaan pasar.

"Kami ke depan akan menjalin kerja sama dengan perbankan agar mendapat suntikan modal, seperti KUR sehingga bisa berkembang, juga meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan," kata Mukti.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017