Lebak, (Antara News) - Massa yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rakyat Peduli Negara Kesatuan Republik Indonesia (RP-NKRI) Provinsi Banten menuntut perbaikan jalan di Kabupaten Lebak berkualitas dan tidak asal jadi.

"Kami prihatin melihat perbaikan jalan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) setempat dinilai asal jadi dan tidak bertahan lama," kata Mamik dalam orasinya di Jalan Pasir Ona Rangkasbitung, Lebak, Selasa.

Selama ini, ruas jalan diberbagai kecamatan di Kabupaten Lebak kembali rusak dan berlubang-lubang, padahal belum lama dilakukan perbaikan.

Perbaikan jalan tersebut tentu menimbulkan kerugian hingga miliaran rupiah.

Selain itu juga banyak korban kecelakaan akibat perbaikan jalan yang dilaksanakan PUPR Lebak tidak berkualitas.

Karena itu, pihaknya mempertanyakan sistem pelelangan proyek perbaikan jalan tersebut.

Kemungkinan diduga pihak ketiga yang mendapat proyek itu tidak memiliki sertifikasi kontruksi sehingga pekerjaannya asal-asalan.

"Sebagian besar perbaikan maupun pembangunan jalan di Lebak hanya bertahan dua sampai enam bulan, karena tidak memiliki standar keteknisan itu," katanya.

Menurut dia, sejumlah jalan yang diperbaiki PUPR itu kembali rusak, seperti jalan Rangkasbitung-Kolelet juga Cibadak-Gunungkencana-Cijaku-Malingping.

Perbaikan jalan itu diduga terjadi kecurangan dalam pelelangan proyek karena pengusaha yang memperbaiki jalan tersebut tidak memiliki tenaga ahli maupun sertifikasi jasa konstruksi.

"Kami yakin jika pengusaha itu memiliki tenaga ahli dipastikan kondisi jalan berkualitas dan tahan lama," katanya.

Didi, Koordinator aksi unjuk rasa mengatakan pihaknya menuntut PUPR Lebak perbaikan jalan kedepan diprioritaskan yang menjadi skala penting dan benar-benar jalan yang rusak.

Selain itu pekerjaan jalan memiliki aspek kualitas dan standar keteknisan.

Begitu juga aspek penganggaran pembangunan maupun perbaikan jalan dan jembatan dilakukan studi kelayakan, penilaian jalan dan pengawasan.

Selanjutnya, hasil lelang penjualan aset (material besi bekas bongkaran jembatan) harus jelas dan terbuka.

Apakah, hasil lelang itu masuk ke kas daerah atau tidak.

"Kami minta perbaikan jalan berkualitas serta keterbukaan dalam pelelangan aset negara itu," katanya.

Sementara itu, petugas pengamanan dari Polres Lebak Ajun Komisaris Encep mengatakan selama ini para aksi demontrasi berjalan kondusif dan lancar tanpa terjadi tindakan kekerasan.

"Kami mengedepankan pendekatan persuasif agar massa tidak melakukan perbuatan anarkis," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017