Lebak, (Antara News) - Petani Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, mengeluhkan serangan hama tikus karena tanaman padinya gagal panen.

"Kami semesinya bulan ini panen padi seluas 5.000 meter. Namun, gagal akibat serangan hama tikus," kata Pudin (50), petani Desa Margaluyu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Minggu.

Saat ini, serangan hama tikus menimbulkan kerugian petani setelah tanaman padi itu gagal panen.

Serangan hama tikus itu juga menyerang tetangga desa lainnya hingga puluhan hektare gagal panen.

Selain itu, juga hama tikus menyerang tanaman ketimun sehingga petani mengeluhkan hama tersebut.

"Kami sekarang tidak menanam dahulu karena khawatir gagal panen lagi akibat serangan tikus," katanya.

Petani kesulitan untuk melakukan pembunuhan tikus karena mereka berada di lubang-lubang tepi sawah.

Selama ini petani di wilayahnya belum bisa melakukan aksi pembunuhan massal tikus karena belum ada gerakan tanam. Mereka petani belum melakukan gerakan tanam karena kekhawatiran terserang kembali hama tikus.

"Kami belum melaporkan kejadian hama tikus itu ke Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat," katanya.

Ahmad (45), petani Desa Asem, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak mengatakan bahwa serangan hama tikus itu menimbulkan gagal panen karena buah padi kosong akibat gigitan tikus tersebut.

"Saat ini, para petani kebingungan untuk membunuh tikus," ujarnya.

Oleh karena itu, serangan hama tikus segera ditanggulangi sehingga petani bisa lakukan gerakan tanam. Apalagi, saat ini curah hujan di daerah itu cenderung meningkat.

"Kami minta pemerintah daerah bisa melakukan pencegahan hama tikus itu," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Itan mengatakan bahwa potensi serangan hama tikus, wereng batang cokelat maupun penyakit organisme penganggu tanaman (OPT) sangat berpeluang karena curah hujan relatif cukup tinggi.

Biasanya, menurut Itan, cuarah hujan tinggi menyebabkan suhu menjadi lembap sehingga potensi serangan hama sangat berpeluang.

Untuk membunuh tikus, lanjut dia, bisa dilakukan dengan pengeposan belerang dan mengumpan racun tikus.

"Kami akan mengendalikan serangan hama tikus agar produksi swasembada pangan berhasil," katanya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan menyiagakan para petugas pengamat hama dan penyuluh pertanian di desa-desa untuk mendampingi para petani agar mampu mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman padi.

Serangan hama itu dipicu petani tidak tanam secara serentak. Di samping itu, juga mereka tidak menggunakan varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama.

"Semestinya, petani harus mengganti varietas benih baru, yakni ciherang ke benih inpari 13 yang tahan hama," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017