Purwakarta (Antara News) - PT East West Seed Indonesia (Ewindo), produsen benih sayuran tropis hibrida meluncurkan lima varietas unggul sayuran dalam Expo Nasional yang diselenggarakan tanggal 4-5 Mei 2017 di Pusat Riset dan Pengembangan Benih Ewindo di Purwakarta, Jawa Barat.

"Lima varietas unggul tersebut meliputi tomat varietas Optima F1 dan Ultima F1, terong varietas Yuvita F1 dan Hitavi F1, dan cabai besar varietas Baja F1 yang lebih unggul terhadap serangan virus gemini dan produksinya lebih tinggi rata-rata 25 persen dari varietas lain," kata Managing Director Ewindo, Glenn Pardede di Purwakarta, Jumat.

Expo Nasional bertemakan "Lebih Dekat Dengan Sahabat" dihadiri 700 petani dari seluruh Indonesia dan 2.100 pengunjung penggiat pertanian. Kegiatannya sendiri selain peluncuran benih varietas baru, juga menggelar 90 varietas sayuran berkualitas, serta konsultasi dan tukar pikiran budidaya sayuran tropis.

"Kami terus melakukan riset dan pengembangan untuk mendapatkan varietas unggul yang tidak hanya tahap terhadap serangan penyakit tanaman tetapi juga mampu memberikan hasil panen lebih banyak. Harapan kami varietas baru ini dapat memenuhi kebutuhan para petani akan benih yang bermutu dan memberikan hasil yang maksimal," kata Glenn.

Glenn mengatakan, benih tomat produksi Ewindo selama ini menjadi market leader namun karena sudah ada Optima F1 dan Ultima F1 yang lebih memiliki resistansi terhadap penyakit nantinya akan menggantikan varietas yang sudah ada sebelumnya.

Begitu juga dengan cabai, virus Gemini selama muncul selama musim hujan, salah satu kegagalan panen cabai beberapa waktu lalu juga disebabkan virus ini, untuk itu dikeluarkan varietas baru yang tahan penyakit sehingga ke depannya kebutuhan cabai nasional dapat dipenuhi.

Glenn menjelaskan, seluruh benih varietas unggul yang diluncurkan Ewindo di pasar sebelumnya sudah melalui proses pengujian selama tiga tahun di Pusat Riset dan Pengembangan kualitasnya harus lebih baik serta rasanya juga sudah sesuai selera pasar seperti kalau cabai tingkat kepedasannya harus sama.

Glenn mengungkapkan untuk memproduksi varietas unggul biaya riset dan pengembangannya sekitar Rp3 sampai 5 miliar selain membutuhkan waktu juga teknologi yang dipergunakan memang mahal.

"Kami menggunakan cara genetik dengan cara memetakan DNA tanaman, kalau di luar negeri generation breeding sudah di level 4, sedangkan di Indonesia baru level 1. Kalau di level 4 sudah dapat memprediksi kualitas benih nantinya," kata Glenn.

Terkait penyelengaraan Expo, Adam petani asal Tabrau Papua mengatakan, sangat senang betanam benih sayuran karena selalu mendapat bimbingan teknis dari tenaga penyuluh lapangan agar produksinya menjadi lebih baik, jelas dia.

Adam yang bertanam di atas lahan setengah hektar mengaku mendapat pengetahuan mengenai varietas-varietas unggulan benih sayuran, saat ini di lahannya ditanami cabai, jagung, tomat, terong yang seluruhnya diserap pasar setempat.

Bahkan dalam acara tersebut juga dihadiri anggota TNI yang juga petani Lambertus Engga yang mengaku ingin memotivasi warga Manggarai untuk bertanam sayuran seperti buncis, tomat, dan cabai, seluruhnya di pasarkan di kawasan wisata Labuan Bajo.

Dalam Expo tersebut juga digelar pelatihan dan teknik penanaman serta persemaian budi daya bawang mereah dari biji varietasTuk Tuk, Sanren, dan Lokananta. Melalui pelatiha ini diharapkan dapat memperluas penanaman bawang merah di seluruh Indonesia.

Ewindo juga memberikan kesempatan kepada petani untuk berdiskusi langsung dengan ahli budidaya dan penyakit tanaman dari Ewindo, petani juga dapat bertukar pengalamn dengan petani dari daerah lain.

Saat ini terdapat 10 juta petani sayuran Indonesia dari Aceh sampai Papua yangmenggunakan benih yang diproduksi Ewindo.

Selain itu Ewindo juga memperkenalkan aplikasi yang dinamakan Sipindo untuk memudahkan petani dalam bercocok tanam sayuran di dalam aplikasi ini terdapat fitur pola tanam, info iklim, kesuburan tanah, penyakit, sampai kepada harga di pasar secara realtime.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017