Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta rombongan menempuh perjalanan selama 26 menit dari Stasiun Halim, Jakarta Timur menuju Stasiun Padalarang Kabupaten Bandung menggunakan kereta cepat Whoosh, Senin siang.
Perjalanan itu dilakukan usai Presiden meresmikan operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta Timur sekitar pukul 09.00 WIB.
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan bertolak menuju Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung, menggunakan rangkaian kereta bernomor G3501 di peron 3 Halim.
Turut mendampingi Presiden, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menhub Budi Karya Sumadi, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan operasional Kereta Cepat Whoosh
Antara yang turut serta dalam perjalanan merasakan sensasi kecepatan kereta buatan China yang bergerak rata-rata di angka 350 km per jam. Beberapa kali angka itu dapat menyentuh hingga 360--380 km per jam.
Fitur Cabin Noise yang lebih rendah berhasil meredam getaran dengan lebih optimal, sehingga perjalanan terasa mulus dan lancar.
Namun, beberapa penumpang kereta dari kalangan Kantor Staf Kepresidenan serta pewarta peliput Istana Presiden sempat merasakan pusing karena baru kali pertama naik kereta berkecepatan tinggi.
"Seperti saya naik lift di gedung tinggi. Rasanya pening, khususnya saat kecepatan mulai di atas 200--300 km per jam tiba-tiba terasa pening," kata salah satu penumpang, Radit (25).
Baca juga: Jokowi sebut Whoosh tandai modernisasi transportasi massal nasional
Warga Kalibata, Jakarta Selatan, yang kini berprofesi sebagai pewarta di Istana Kepresidenan Jakarta itu mengaku baru kali pertama naik kereta cepat tersebut.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung menampilkan desain ruang yang luas dan modern serta memiliki tiga kelas berkapasitas total mencapai 601 penumpang, berikut ruang khusus untuk difabel.
Stasiun Kereta Cepat mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) untuk memastikan sistem layanan terintegrasi dengan berbagai pilihan moda transportasi, beragam kuliner, fasilitas dan keistimewaan lainnya.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung dilengkapi teknologi modern dan serta pramugari yang senantiasa siap melayani selama perjalanan penumpang.
Baca juga: "Whoosh", nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Perjalanan itu dilakukan usai Presiden meresmikan operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta Timur sekitar pukul 09.00 WIB.
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan bertolak menuju Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung, menggunakan rangkaian kereta bernomor G3501 di peron 3 Halim.
Turut mendampingi Presiden, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menhub Budi Karya Sumadi, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan operasional Kereta Cepat Whoosh
Antara yang turut serta dalam perjalanan merasakan sensasi kecepatan kereta buatan China yang bergerak rata-rata di angka 350 km per jam. Beberapa kali angka itu dapat menyentuh hingga 360--380 km per jam.
Fitur Cabin Noise yang lebih rendah berhasil meredam getaran dengan lebih optimal, sehingga perjalanan terasa mulus dan lancar.
Namun, beberapa penumpang kereta dari kalangan Kantor Staf Kepresidenan serta pewarta peliput Istana Presiden sempat merasakan pusing karena baru kali pertama naik kereta berkecepatan tinggi.
"Seperti saya naik lift di gedung tinggi. Rasanya pening, khususnya saat kecepatan mulai di atas 200--300 km per jam tiba-tiba terasa pening," kata salah satu penumpang, Radit (25).
Baca juga: Jokowi sebut Whoosh tandai modernisasi transportasi massal nasional
Warga Kalibata, Jakarta Selatan, yang kini berprofesi sebagai pewarta di Istana Kepresidenan Jakarta itu mengaku baru kali pertama naik kereta cepat tersebut.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung menampilkan desain ruang yang luas dan modern serta memiliki tiga kelas berkapasitas total mencapai 601 penumpang, berikut ruang khusus untuk difabel.
Stasiun Kereta Cepat mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) untuk memastikan sistem layanan terintegrasi dengan berbagai pilihan moda transportasi, beragam kuliner, fasilitas dan keistimewaan lainnya.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung dilengkapi teknologi modern dan serta pramugari yang senantiasa siap melayani selama perjalanan penumpang.
Baca juga: "Whoosh", nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023