Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (GP) Arsjad Rasjid menuturkan alasan dirinya nonaktif dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin) hingga sejumlah korporasi demi memenangkan bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.

Hal itu disampaikan Arsjad usai rapat rutin dengan para ketua umum partai politik pengusung Ganjar di Gedung High End, Jakarta, Rabu.

Arsjad mengatakan setelah banyak berbicara dengan Ganjar, dirinya melihat mantan Gubernur Jawa Tengah itu merupakan sosok yang rendah hati, sopan dan gaya komunikasi yang begitu 'renyah'.

"Kalau bicara tadi, kenapa saya (nonaktif Kadin dan korporasi) kan coba banyak duduk bicara dengan Mas Ganjar, karena kalau tidak kenal tidak sayang," ujar Arsjad kepada awak media.

"Jadi banyak hal yang sudah saya perhatikan dan saya bicara dengan beliau. Saya lihat bagaimana orangnya, saya lihat humblenya beliau. Bagaimana saya melihat juga beliau itu sopan, renyah komunikasinya," tambah dia.

Baca juga: Arsjad Rasjid siap jadi Ketua TPN Ganjar Pranowo

Menurutnya, sosok seperti itu asyik untuk dilakukan kerja sama bersama. Ia juga berharap masyarakat dapat mengenali Ganjar lebih dekat.

"Buat saya jadinya asyik, karena enak begitu melihatnya, nyantai-nyantai, ngomongnya juga santai," jelas Arsjad.

Dia menambahkan Ganjar juga sosok yang memiliki rasa hormat terhadap apa pun. Hal itu dapat dilihat bagaimana Ganjar menghormati proses dalam perpolitikan hingga para senior elite politik.

Tidak hanya itu, ia menilai Ganjar memiliki kepribadian yang terbuka, mudah bergaul dan mau mendengarkan. Adapun indikator mau mendengarkan dinilai penting dalam kerja sama partai politik pengusung Ganjar.

Sebab, orang yang susah mendengarkan akan membuat komunikasi tidak berjalan lancar dan berimplikasi pada gagalnya tujuan yang ingin dicapai.

" Orang yang cool, rileks, santai, tidak ada emosi, mengalir begitu kan. Ini hal-hal yang membuat saya 'kok cocok ya saya dengan beliau'," katanya.

Untuk itu, ia menegaskan keputusannya sudah bulat dalam mendukung Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pasalnya, sebelum menentukan pilihan, dirinya harus melihat apakah karakter bakal capres itu layak untuk memimpin Indonesia.

Baca juga: Baja AMIN nama tim pemenangan Anies-Cak Imin
Baca juga: Prabowo segan masukkan nama SBY dalam tim pemenangan

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023