Tangerang (Antara News) - Aparat Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, menuntaskan sebanyak 16 proyek pengolahan sampah terpadu yang ditargetkan hingga Desember 2016.

"Untuk tahun 2017, dilengkapi tiga proyek lagi sesuai kebutuhan warga yang tersebar pada beberapa kecamatan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Pemkab Tangerang Syaifullah di Tangerang, Kamis.

Syaifullah mengatakan tempat pengolahan sampah terpadu itu direncanakan sebanyak 29 tempat sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada.

Hal tersebut karena masalah sampah merupakan persoalan bersama dan tidak hanya dapat dibebankan kepada pemerintah daerah setempat tapi peran serta warga sangat diharapkan.

Pernyataan tersebut terkait Pemkab Tangerang mengalami kendala mengatasi sampah diantaranya keterbatasan armada yang tersedia oleh instansi terkait maupun belum diolah secara maksimal.

Setiap hari produksi sampah di wilayah ini mencapai 1.500 ton, tapi hanya setengahnya yang mampu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk.

Meski begitu, pihaknya berupaya untuk menambah pembelian armada truk karena jumlahnya terbatas agar sampah dapat diangkut ke TPA.

Sampah menjadi persoalan mendasar karena sulit diurai, ini diperparah karena warga membuang sembarangan bahkan ke saluran atau sungai terdekat.

Bila sampah dibuang sembarangan dampaknya menyebabkan banjir akibat saluran air tersumbat dan sungai mengalami pendangkalan.

Sampah tampak menumpuk justru dekat plang atau spanduk bertuliskan 'Dilarang Membuang Sampah', ini sangat ironis karena warga kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Walau demikian pihaknya mengapresiasi adanya kelompok warga dan kawasan perumahan yang membuat bak penampung sampah sehingga dengan mudah diangkut petugas ke TPA.

Syaifullah menambahkan pembuatan tempat sampah terpadu itu sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013-2018.

Saat ini, Dinas LHK setempat memiliki 206 unit kendaraan angkutan sampah dan ini dianggap masih kurang karena jumlah melebihi 1.500 ton tiap hari.

"Kendaraan yang ada itu hanya mampu mengangkut sekitar 800 ton per hari, selebihnya diolah warga dan kelompok masyarakat yang peduli sampah," katanya.

Pewarta: Adityawarman

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017