Serang (Antara News) - Pemerintah Provinsi Banten berencana melakukan bekerjasama dengan pihak Fujitsu Jepang dalam pengembangan manajemen serta kesiapsiagaan bencana yang berbasis Information and Communications Technology (ICT) atau teknologi informasi dan komunikasi.

Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Administrasi Pembangunan (Asda II) Pemprov Banten Eneng Nurcahyati di Serang, Selasa mengatakan, pemerintah Provinsi Banten fokus dalam penanganan kebencanaan, mengingat Banten termasuk salahs atu daerah yang memiliki sejumlah potensi bencana seperti banjir, longsor, gempa hingga tsunami.

Fokus pemerintah Provinsi Banten dalam persoalan ini dilihat dari besarnya anggaran yang disiapkan untuk kebencanaan yang terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat dalam tiga tahun terakhir misalnya tahun 2014 Rp14 miliar, meningkat pada Tahun 2015 menjadi sebesar sebesar Rp32 miliar dan tahun 2016 sebesar Rp39 miliar, kata Eneng Nurcahyati, Selasa.

Hal mtersebut dikatakannya usai membuka Seminar Internasional Kesiapan Banten Mengantisipasi Ancaman Bencana melalui Apllikasi Manajemen Kebencanaan Berbasis ICT di Aula Badan Kordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Banten.

Menurutnya, melalui kerjasama yang dijalin dengan pihak Fujitsu Jepang ini, diharapkan Provinsi Banten mampu mengaplikasikan perencanaan dan penanganan bencana di Banten melalui ICT. Karena diketahui Jepang merupakan negara yang dianggap cukup baik dalam penanganan bencana, mengingat Jepang juga termasuk salah satu negara yang pernah terkena Tsunami.

"Saya berharap peristiwa gempa di Aceh belum lama ini bisa dipelajari oleh BPBD Banten. Misalnya pendeteksian dini dalam melihat potensi bencana seperti gempa maupun banjir yang akan datang. Kita harus Cepat, tepat dan akurat dalam penanganan bencana,"kata Eneng dalam seminar yang diselenggarakan Yayasa Gradia bersama BPBD Provinsi Banten tersebut.

Ia mengatakan, dengan aplikasi dari pengembangan ICT tersebut dari Jepang, potensi-potensi bencana seperti banjir, longsor maupun tsunami bisa diketahu atau terdeteksi lebih dini. Sehingga masyarakat bisa mengantisipasi lebih awal dan mengurangi resiko atau korban dari bencana tersebut.

Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah mengatakan, pihaknya berharap pertemuan antara BPBD Banten dengan pihak Fujitsu Jepang hari ini bisa segera ditindaklanjuti dengan hasil yang lebih konkret, dalam membangun kerjasama tersebut.

"Saat ini Banten tengah melakukan revisi RT RW, diharapkan pemetaan potensi bencana juga menjadi perhatian untuk kemudian dipersiapkan ''hardware'' dan ''software''-nya melalui ICT. Apalagi penduduk Banten yang cukup besar, harus diperhatikan dampak dari adanya bencana itu,'' kata Asep.

Ia berharap Pemprov Banten harus mampu melakukan perencanaan yang baik termasuk perencanaan anggaran melalui APBD. Dengen demikian, hadirnya Fujitsu diharapkan ada kerjasama pengelolaan kebencanaan yang baik di Banten.

Publik Sektor Fujitsu Jepang, Yudhi Dwi Amrata mengatakan, pihaknya tertarik untuk menjalin kerjasama dengan pemprov Banten dalam penanganan bencana. Karena Provinsi Banten merupakan salah satu daerah yang memiliki kerawanan bencana seperti longsor, banjir dan gempa bumi.

Pihaknya masih mencari formulasi dan kesepakatan dalam kerjasama tersebut, karena masih perlu melakukan pendalaman terhadap persoalan dan jenis bencana yang ada di Banten.

''Berkaca dari pengelaman di DKI Jakarta, persoalan deteksi dini kebencanaan menjadi skala prioritas yang mungkin bisa dilakukan. Mengingat berdasarkan paparan, Banten belum memiliki alat pendeteksi dini bencana yang teritengrasi dengan baik." kata Yudi.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016