Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Provinsi Banten mengimbau masyarakat untuk sama-sama menjaga kebersihan lingkungan terkait peningkatan kasus demam berdasar dengue (DBD) sebagai dampak musim kemarau panjang 2023.

Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni di Tangerang, Selasa mengatakan ada peningkatan kasus DBD sejak Juni lalu di Kota Tangerang. Namun angka tersebut tidak melampui kasus pada bulan Juni di tahun 2022.

"Tetapi kasus DBD di Kota Tangerang saat ini tetap perlu menjadi perhatian semua pihak," katanya.

Ia menjelaskan berdasarkan data terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga pekan ke-22 tahun 2023 diperkirakan terdapat 35.694 kasus DBD di Indonesia.

Dari angka perkiraan kasus DBD tersebut, jumlah kematian akibat DBD mencapai 270 kasus. Pasalnya, fenomena El Nino diperkirakan akan meningkatkan jumlah kasus DBD.

Baca juga: Dinkes Tangerang imbau masyarakat waspadai potensi DBD dampak El Nino

Ia menjelaskan kasus DBD tidak hanya terbatas oleh musim hujan saja. Namun, juga dapat terjadi di musim kemarau seperti saat ini. Lalu berkurangnya curah hujan pada musim kemarau akan menyebabkan tempat-tempat yang terdapat genangan air seperti ban bekas, kaleng dan gelas minuman plastik di tempat-tempat pembuangan sampah tidak terbersihkan oleh air hujan.

"Tempat-tempat akan menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, penyebab demam berdarah," ujarnya.

Ia memperkirakan tahun ini perlu waspada karena sekarang masuk ke El Nino atau musim kemarau panjang. Sehingga genangan air itu tidak tergantikan.

"Ini yang kita harus waspadai, nyamuknya tambah ganas, kemudian tempat untuk berkembang nyamuk juga ada,” katanya.

Ia mengatakan ada beberapa kiat yang dapat dilakukan masyarakat menerapkan 3M plus yaitu Menguras, Menutup, dan mendaur ulang. Menggunakan repellent atau obat anti nyamuk. Memasang kelambu di kamar tidur dan kasa pada setiap lubang ventilasi dan jendela. Mendapatkan vaksin dengue. Konsumsi makanan bergizi yang mengandung vitamin.

"Tetap terapkan budaya hidup bersih dan sehat dan segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala DBD seperti panas, mual, sakit kepala, hingga muncul ruam merah pada kulit agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat,” kata Dini Anggraeni

Baca juga: Sejak Januari, 285 warga Lebak terkena DBD

Kepala Puskesmas Cipondoh yakni dr. Rizky Adiarti mengatakan sebanyak 35 kader Jumantik di setiap posyandu berkeliling pemukiman menjangkau minimalnya 75 rumah setiap harinya.

Tim Jumantik diturunkan untuk memantau langsung kondisi rumah warga dan mengedukasi potensi kembangbiak nyamuk di lingkungan rumah.

“Dalam program Jumantik ini, tim memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal, terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. serta memberikan edukasi dalam melakukan 4M,” katanya.

Ia menjelaskan apabila ditemukannya jentik nyamuk, maka kader Jumantik akan melakukan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) yakni dengan menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas.

"Terakhir, dengan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan," demikian Rizky Adiarti.

Baca juga: Antisipasi DBD, Pemkot Tangerang gencarkan gerakan 4M

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023