Lebak (Antara News) - Petani Kabupaten Lebak, Banten, diminta mengembangkan budidaya tanaman cabai guna memenuhi kebutuhan pasar lokal juga pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu.

"Kita hingga kini produksi cabai belum memenuhi untuk permintaan pasar lokal dan masih mendatangkan dari luar daerah," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Kamis.

Selama ini, petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak mulai menggeliat untuk pengembangan tanaman cabai di lahan-lahan sawah.

Sebab, lahan sawah sangat memudahkan perawatan dibandingkan lahan darat.

Saat ini, katanya, areal tanaman budidaya cabai yang dikembangkan petani seluas 100 hektare, tersebar di Kecamatan Banjarsari, Malingping, Cihara, Panggarangan, Warunggunung dan Cibadak.

Pemerintah daerah mendorong petani dapat meningkatkan produksi juga peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan.

Sebab, pengembangan tanaman cabai itu Kabupaten Lebak mampu berswasembada karena didukung lahan begitu luas.

"Kami menargetkan Lebak ke depan sebagai lumbung cabai di Provinsi Banten," katanya.

Menurut dia, saat ini, para petani yang sudah memanen tanaman cabai merah sangat bersyukur dengan harga di tingkat penampung Rp45.000 per kilogram, padahal sepekan lalu hanya Rp22.000 per kilogram.

Melonjaknya harga cabai tersebut akibat permintaan pasar tinggi juga curah hujan cenderung meningkat.

"Kami memprediksikan pendapatan petani seluas satu hektare dapat mengeruk keuntungan di atas Rp230 juta dengan biaya produksi antara Rp40-Rp45 juta/hektare," katanya menjelaskan.

H Kemi (55) seorang petani cabai warga Desa Margaluyu Asem Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengaku sejak sepekan terakhir ini harga cabai di tingkat penampung mengalami kenaikan hingga menembus Rp45.000/Kg.

Kemungkinan harga itu, kata dia, diperkirakan terus bergerak sehubungan tibanya musim hujan.

Biasanya, tingginya curah hujan cukup rawan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Kami hari ini bisa memasok cabai ke Pasar Rangkasbitung sekitar 50 Kg dan belum memenuhi permintaan pasar," ujarnya.

Endang (50), seorang petani cabai di Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak, mengaku bahwa dirinya kini mengembangkan budidaya cabai keriting seluas dua hektare.

Jumlah petani cabai di wilayahnya mencapai 40 orang dan dipastikan tiba musim panen pada November-Desember 2016.

"Kami memperkirakan pendapatan petani bisa mencapai Rp230 juta dengan harga Rp45 ribu/kg seluas satu hektare jika tidak terserang hama." katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016